Selasa 19 Dec 2023 15:20 WIB

BMKG Jelaskan Alasan Cuaca Bandung Gerah Meski Sudah Musim Hujan

Kondisi tersebut diperkirakan berlangsung hingga pertengahan pekan ketiga Desember.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Ani Nursalikah
Petugas mengukur jumlah penguapan menggunakan panci penguapan di halaman Kantor BMKG Bandung, Bandung, Jawa Barat, Senin (18/12/2023). Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengungkapkan, peningkatan suhu yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia dalam beberapa hari terakhir disebabkan oleh dinamika atmosfer yang kompleks. Selain itu, dampak El Nino dan Dipole Mode Positif, serta distribusi curah hujan yang belum merata. Hal tersebut berpengaruh pada penurunan curah hujan dan perubahan cuaca panas di Indonesia.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Petugas mengukur jumlah penguapan menggunakan panci penguapan di halaman Kantor BMKG Bandung, Bandung, Jawa Barat, Senin (18/12/2023). Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengungkapkan, peningkatan suhu yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia dalam beberapa hari terakhir disebabkan oleh dinamika atmosfer yang kompleks. Selain itu, dampak El Nino dan Dipole Mode Positif, serta distribusi curah hujan yang belum merata. Hal tersebut berpengaruh pada penurunan curah hujan dan perubahan cuaca panas di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Meski telah memasuki musim hujan, cuaca di Kota Bandung terasa gerah atau ngelekeb pada pekan kedua Desember. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung mengungkapkan kondisi tersebut disebabkan gangguan ekuatorial atmosfer.

Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu mengatakan sebagian besar wilayah Bandung Raya sudah memasuki musim hujan. Namun, pada pekan kedua Desember wilayah Jawa Barat dan Sumatera bagian selatan mengalami penurunan jumlah curah hujan.

Baca Juga

"Hal itu disebabkan oleh adanya gangguan gelombang ekuatorial atmosfer sehingga pola pertumbuhan awan lebih banyak terjadi di Jawa bagian tengah menuju timur," ucap dia, Selasa (19/12/2023).

Ia memperkirakan kondisi tersebut diperkirakan akan berlangsung hingga pertengahan pekan ketiga Desember tahun 2023. Sedangkan cuaca panas yang terasa disebabkan uap air di atmosfer yang banyak terbawa monsoon Asia dan penguapan yang aktif terjadi pada musim hujan.

Teguh mengatakan BMKG Bandung mencatat pada pekan kedua Desember suhu tertinggi adalah 32,9 derajat celsius dan kelembapan relatif tertinggi adalah 90 persen. "Udara yang mengandung uap air kemudian kondisi perawanan yang terbuka dan sedikitnya kejadian hujan menjadi sebab mengapa cuaca terasa gerah atau "ngelekeb" akhir-akhir ini," kata dia.

Ia mengimbau masyarakat yang sering bepergian mempersiapkan diri dengan peralatan antihujan. Sebab meski terjadi penurunan, namun hujan dalam skala sangat lokal masih terjadi.

"Jangan lupa menjaga kesehatan tubuh dan stamina terutama dalam menjaga kondisi tubuh agar tidak dehidrasi," kata dia.

Apabila terjadi cuaca ekstremn ia mengimbau masyarakat tidak memaksakan perjalanan. Serta diharapkan mencari tempat berlindung di tempat yang kukuh.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement