REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) meluncurkan program rumah hijau bersubsidi di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Hal itu sebagai upaya menyediakan hunian terjangkau dengan konsep ramah lingkungan untuk masyarakat.
“Sekarang kita sudah masuk agenda global bahwa kita harus mengusung konsep green. Ini salah satu inisiasi pemerintah dan Kementerian PUPR untuk menyediakan rumah terjangkau dan ramah lingkungan,” kata Direktur Pelaksanaan Pembiayaan Perumahan Ditjen Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR Haryo Bekti Martoyoedo di Kuningan, Selasa (19/12/2023).
Haryo mengatakan, program rumah hijau bersubsidi itu disebut sebagai Indonesia Green Affordable Housing Program (IGAHP) yang diinisiasi oleh Kementerian PUPR dengan melibatkan para pemangku kepentingan di bidang pembiayaan perumahan. Dalam program IGAHP, kata dia, pemerintah menerapkan strategi untuk membangun hunian ramah lingkungan itu melalui penggunaan bahan bangunan yang berkelanjutan hingga desain penataan untuk efisiensi energi.
Tidak hanya itu, Haryo menyebutkan, skema pembiayaan untuk program IGAHP tersebut mendukung akses perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah. “Pembangunan rumah ini juga turut menumbuhkan ekonomi sirkuler dengan memanfaatkan material daur ulang yang ramah lingkungan,” ujarnya.
Menurut dia, hadirnya rumah ramah lingkungan itu dapat berkontribusi dalam penurunan emisi karbon dan mengurangi timbulan sampah. Hal itu karena pembangunan hunian tersebut memanfaatkan material daur ulang yang ramah lingkungan. Artinya, setiap unit rumah direncanakan dapat mereduksi sampah tertolak. “Pembangunan rumah ini juga turut menumbuhkan ekonomi sirkuler,” ungkap Haryo.
Ia mengemukakan hunian ramah lingkungan yang berlokasi di Perumahan Taman Anggrek, Kuningan, itu telah mendapatkan Sertifikasi Bangunan Gedung Hijau (BGH).
Dengan diraihnya predikat tersebut, tutur Haryo, hunian itu merupakan rumah subsidi pertama di Indonesia yang berhasil tersertifikasi hijau untuk tahap perencanaan pada peringkat madya. “Prosesnya dinilai dari desain pasif, penggunaan material yang ramah lingkungan dan parameter hijau lainnya. Kami memiliki target satu juta rumah hijau pada tahun 2030 melalui program IGAHP,” cakapnya.
Ia menambahkan melalui program IGAHP, masyarakat di Kuningan dapat mempelajari lebih banyak terkait rumah bersubsidi hijau.
Selain itu, pihaknya juga berkomitmen akan terus mengambil kebijakan strategis dalam pemenuhan hunian layak dan berkelanjutan serta terjangkau bagi rakyat Indonesia. “Kami sangat mengapresiasi peran Pemerintah Kabupaten Kuningan yang secara proaktif telah mendukung penerbitan Sertifikat Bangunan Gedung Hijau Kelas 1A pada pilot project IGAHP,” ucap dia.