REPUBLIKA.CO.ID -- Islam memberikan rambu-rambu bagi manusia supaya tidak tersesat seperti Qarun. Qarun adalah sepupu Nabi Musa AS.
Ia dikenal sebagai seorang hartawan di Mesir. Dalam Alquran, nama Qarun disebut sebanyak empat kali.
Satu kali dalam surat Al Mu'min dan Al 'Ankabut, dua kali dalam surat Al Qashas. Allah SWT memberikan anugerah nikmat kepada Qarun berupa limpahan harta kekayaan. Tetapi, Qarun mengingkari nikmat ini.
قَالَ إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَىٰ عِلْمٍ عِنْدِي ۚ أَوَلَمْ يَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ قَدْ أَهْلَكَ مِنْ قَبْلِهِ مِنَ الْقُرُونِ مَنْ هُوَ أَشَدُّ مِنْهُ قُوَّةً وَأَكْثَرُ جَمْعًا ۚ وَلَا يُسْأَلُ عَنْ ذُنُوبِهِمُ الْمُجْرِمُونَ
“Qarun berkata: 'Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku.' Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka” (QS Al Qasas [28]: 78).
Karenanya, Allah SWT mengingatkan bahwa hendaklah kita bersyukur atas limpahan nikmat kekayaan itu. Inilah yang tidak dilakukan Qarun sehingga Allah SWT menimpakan bencana terhadapnya.
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيددٌ
''Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih'' (QS Ibrahim [14]: 7).
Oleh karena itu, Allah SWT menimpakan bencana sebagai hukuman untuknya sekaligus sebagai pelajaran bagi yang lain.
فَخَسَفْنَا بِهِ وَبِدَارِهِ الْأَرْضَ فَمَا كَانَ لَهُ مِنْ فِئَةٍ يَنْصُرُونَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُنْتَصِرِينَ
''Maka, kami benamkan Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka, tidak ada suatu golongan pun yang dapat menolongnya dari azab Allah'' (QS Al Qashas [28]: 81).
Kisah Qarun ini mengajarkan kita tentang bahaya sifat kufur, cinta dunia, dan sombong. Allah SWT berfirman:
وَقَارُونَ وَفِرْعَوْنَ وَهَامَانَ ۖ وَلَقَدْ جَاءَهُمْ مُوسَىٰ بِالْبَيِّنَاتِ فَاسْتَكْبَرُوا فِي الْأَرْضِ وَمَا كَانُوا سَابِقِينَ
''Dan sesungguhnya Musa telah datang kepada mereka (Qarun, Firaun, dan Haman) dengan membawa keterangan-keterangan yang nyata. Akan tetapi mereka berlaku sombong di muka bumi, maka tidaklah mereka luput dari kehancuran'' (QS Al 'Ankabut [29]: 39).
Kisah Qarun pun sekaligus mengajarkan kita arti penting sifat bersyukur. Allah SWT melalui syariat yang dibawa Muhammad SAW mengajarkan kita bagaimana cara menghindari karakter Qarun dengan berbagai cara.
Baca juga: Israel Kubur Warga Hidup-Hidup, Alquran Ungkap Perilaku Yahudi kepada Nabi Mereka
Di antaranya adalah dengan membelanjakan harta di jalan-Nya seperti sedekah, zakat, infak, dan wakaf. Dalam Alquran, Allah SWT menjanjikan:
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَللِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
''Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan harta di jalan Allah adalah serupa sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada setiap bulir terdapat seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas lagi Mahapenyayang'' (QS Al Baqarah [2]: 261).