REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Periode libur sekolah sudah tiba. Sayangnya, momen menyenangkan ini berbarengan dengan kenaikan jumlah kasus Covid-19.
Hal itu bisa membuat keluarga yang ingin membawa anak-anak berlibur menjadi cemas dan waswas jika anak atau anggota keluarga lain tertular penyakit. Menanggapi itu, dokter spesialis anak di Rumah Sakit Umum Pusat dr Cipto Mangunkusumo Jakarta, Nastiti Kaswandani, menyarankan masyarakat tidak perlu panik berlebihan.
Pasalnya, angka keparahan atau fatality rate Covid-19 tidak terlalu tinggi, yakni hanya sekitar dua persen. "Dari laporan, mereka yang meninggal biasanya memang mempunyai komorbid (penyakit penyerta). Fatality rate pada anak pun lebih kecil dibanding orang dewasa. Namun demikian, meski tidak boleh panik, tapi kita juga harus tetap waspada," kata Nastiti kepada Republika.co.id, Selasa (19/12/2023).
Dokter spesialis anak subspesialisasi pulmonologi respirologi tersebut mengatakan, ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan sebelum liburan. Pertama, pastikan semua anggota keluarga yang akan pergi berlibur benar-benar dalam kondisi sehat.
Artinya, tidak ada keluhan atau gejala sakit respiratory, seperti batuk, demam, nyeri menelan, dan gejala lain. Nastiti juga meminta masyarakat memastikan semua anggota keluarga sudah mendapat imunisasi sesuai anjuran dari Kementerian Kesehatan.
Setelah memastikan semua sehat dan vaksinasi Covid-19 sesuai anjuran sudah dilakukan, maka persiapan pergi berlibur bisa dilakukan. Nastiti mengingatkan untuk mempersiapkan semua kebutuhan perjalanan yang esensial, misalnya makanan dan pakaian.
Seluruh anggota keluarga harus cukup minum selama perjalanan, begitu juga anak-anak. Jika bepergian dengan anak yang masih bayi atau balita, pastikan semua kebutuhan utama dipersiapkan dengan baik seperti makanan bayi, susu, dan nutrisi lain.
Terkait lokasi liburan, Nastiti yang merupakan anggota Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan destinasi wisata dengan ruang terbuka sebagai pilihan terbaik. Misalnya, wisata alam seperti pantai, kebun raya, atau bumi perkemahan.
Opsi itu disebutnya jauh lebih aman dibanding pergi ke destinasi wisata dengan ruangan tertutup, sebab di akhir tahun kepadatan pengunjung lazimnya melonjak. Jika tetap memilih ruang tertutup dan tak bisa menghindari kerumunan, Nastiti menyarankan proaktif mengenakan masker.
Selain itu, tetap laksanakan pola hidup bersih sehat seperti rajin mencuci tangan dengan air dan sabun atau memakai hand sanitizer. "Jangan lupa juga ketika bepergian untuk selalu membawa perlengkapan obat-obatan yang diperlukan seperti obat demam atau vitamin untuk menjaga kondisi tetap fit," kata Nastiti.