REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon wakil presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar menyatakan, ia dan pasangannya, Anies Baswedan, siap mundur apabila terpilih dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024, tetapi kemudian berkinerja kurang baik.
"Penegasannya kalau jadi wapres nggak ada gunanya ya mundur aja, jadi wapres harus ada gunanya, harus ada gunanya," kata pria yang akrab disapa Gus Imin itu di Kota Depok, Jawa Barat, Selasa (19/12) malam.
Dia menyatakan, dirinya dan Anies memegang teguh prinsip dwitunggal atau satu kesatuan. Terlebih, Gus Imin menilai, dalam urusan bernegara yang luas dan kompleks tidak bisa diselesaikan secara sendiri-sendiri, melainkan harus bekerja sama.
"Ya dwitunggal kita sudah sepakat dwitunggal pokoknya urusan negara yang begitu berat, luas, dan kompleks ini ga mungkin diselesaikan sendiri, tapi berdua," kata Gus Imin saat disinggung soal kontrak politik yang dijalin dengan Anies.
Dalam kesempatan yang sama, Muhaimin menyatakan, optimistis akan ada lebih banyak masyarakat yang bergabung dalam barisan perubahan yang dibawa oleh pasangan AMIN.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI pada Senin, 13 November 2023, menetapkan tiga bakal pasangan calon presiden dan wakil presiden menjadi peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024.
Hasil pengundian dan penetapan nomor urut peserta Pilpres 2024 pada hari Selasa, 14 November 2023, pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md nomor urut 3.
KPU juga telah menetapkan masa kampanye mulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, kemudian jadwal pemungutan suara pada 14 Februari 2024.