REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Alquran mengabadikan ihwal pakaian yang dikenakan oleh penghuni surga. Salah satunya disebutkan, penghuni surga berpakaian warna hijau. Lantas mengapa warna yang dipilihkan adalah warna hijau?
Ada beberapa ayat yang mengungkapkan hal tersebut, seperti pada Surat Al Kahfi ayat 31:
اُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ جَنّٰتُ عَدْنٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهِمُ الْاَنْهٰرُ يُحَلَّوْنَ فِيْهَا مِنْ اَسَاوِرَ مِنْ ذَهَبٍ وَّيَلْبَسُوْنَ ثِيَابًا خُضْرًا مِّنْ سُنْدُسٍ وَّاِسْتَبْرَقٍ مُّتَّكِـِٕيْنَ فِيْهَا عَلَى الْاَرَاۤىِٕكِۗ نِعْمَ الثَّوَابُۗ وَحَسُنَتْ مُرْتَفَقًا ࣖ
"Mereka itulah yang memperoleh Surga ‘Adn, yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; (dalam surga itu) mereka diberi hiasan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. (Itulah) sebaik-baik pahala dan tempat istirahat yang indah." (QS. Al Kahfi ayat 31)
Prof Dr Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah, menjelaskan, ayat tersebut menjelaskan bahwa mereka dihiasi dengan gelang-gelang emas dan pakaian yang terbuat dari sutra. Ulama memahami ayat di atas sebagai contoh dari simbol-simbol kemegahan, sebagaimana yang biasa dikenal dalam kehidupan duniawi. Dengan demikian, keadaannya di surga nanti tidak harus sama persis seperti bunyi teks ayat ini.
Quraish memaparkan, warna hijau merupakan warna yang menyejukkan mata dan biasa dijadikan simbol kesuburan serta kesucian. "Alhasil, ayat di atas menggambarkan kenikmatan, kemegahan, dan kebahagiaan penghuni surga. Ia mencakup segala sesuatu yang disenangi oleh manusia, yakni tempat, makanan, minuman, dan pakaian, sehingga segala yang menyenangkannya akan ditemukan di sana," terangnya.
Selain itu, Quraish juga menjelaskan ihwal warna hijau saat memberi tafsir pada Surat Al Kahfi ayat 65.
فَوَجَدَا عَبْدًا مِّنْ عِبَادِنَآ اٰتَيْنٰهُ رَحْمَةً مِّنْ عِنْدِنَا وَعَلَّمْنٰهُ مِنْ لَّدُنَّا عِلْمًا
"Lalu mereka berdua bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan rahmat kepadanya dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan ilmu kepadanya dari sisi Kami." (QS. Al Kahfi ayat 65)
Dijelaskan, banyak ulama berpendapat bahwa hamba Allah yang dimaksud di sini adalah salah seorang nabi yang bernama al-khidhr. Tetapi, riwayat tentang beliau sungguh sangat beragam dan sering kali dibumbui oleh hal-hal yang bersifat irasional.
Terlepas dari itu, Quraish memaparkan, kata al-khidhr sendiri bermakna hijau. Nabi SAW bersabda bahwa penamaan ini disebabkan suatu ketika ia duduk di bulu yang berwarna putih, tiba-tiba warnanya berubah menjadi hijau (HR. Bukhari melalui Abu Hurairah).
"Agaknya, penamaan serta warna itu sebagai simbol keberkahan yang menyertai hamba Allah yang istimewa itu," jelas Quraish.
Dalam "Sains dalam Al-Qur'an: Mengerti Mukjizat Ilmiah Firman Allah" karya Dr Nadiah Thayyarah, diuraikan mengenai sejumlah surat dalam Alquran yang menyinggung warna hijau. Surat tersebut ialah Surat Al Kahfi ayat 31, Ar Rahman ayat 76, dan Al Insan ayat 21.
"Tentu saja warna hijau untuk ahli surga mengandung hikmah. Setelah melakukan berbagai percobaan untuk meneliti pengaruh warna terhadap kejiwaan seseorang, para ahli jiwa berhasil mengungkap bahwa satu-satunya warna yang dapat mendatangkan kebahagiaan pada diri seseorang adalah warna hijau," jelas Nadiah.
Itulah pula hikmah Allah di balik penciptaan tumbuhan, pepohonan dan hutan dengan warna hijau. Lebih lanjut, Nadiah menyinggung soal pakaian para ahli bedah yang dipilih berwarna hijau. "Ketika akan dioperasi, pasien diharapkan dapat merasakan kebahagiaan saat melihat warna hijau," paparnya.