REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jose Mourinho mengenang kembali kemenangan 2-0 Chelsea yang terkenal atas Liverpool di akhir musim 2013/14 yang hampir saja mengakhiri ambisi gelar juara Liga Primer Inggris the Reds. Kala itu Liverpool menyambut Chelsea di Anfield pada matchday 36 dengan berada di peringkat pertama dengan 80 poin, sedangkan tim tamu berada di peringkat ketiga dengan 75 poin.
Namun rekor 11 kemenangan beruntun Liverpool harus berakhir dengan bencana pada tanggal 27 April. Kapten klub, Steven Gerrard, terpeleset saat akan menerima umpan dari Mamadou Sakho, membuat Demba Ba dapat mencuri bola dan mencetak gol di tengah pertandingan. Tuan rumah mengerahkan segala kemampuannya untuk menyamakan kedudukan, namun justru kebobolan oleh Willian di waktu tambahan babak kedua.
Hasil ini membuat Manchester City, yang tertinggal tiga poin dari Liverpool dengan selisih gol yang lebih unggul dan memiliki satu pertandingan yang belum dimainkan, mengambil alih kendali dalam perebutan gelar juara, dan pada akhirnya menjadi juara di hari terakhir musim itu.
Berbicara dalam The Obi One Podcast, mantan pelatih Chelsea, Mourinho, mengakui bahwa Gerrard tidak pantas mendapatkan nasib seperti itu dan ia memiliki kedekatan dengan manajer Liverpool, Brendan Rodgers, karena sejarah kerja sama mereka. Namun, ia berniat untuk merusak 'pesta' di Anfield.
"Tidak ada hubungannya dengan Brendan. Dalam banyak momen menyenangkan, kami biasa memanggil Brendan dengan sebutan 'dua orang yang spesial'. Kami memiliki hubungan yang sangat baik," kata Mourinho memulai cerita.
"Apa yang terjadi adalah, kami berada di semifinal Liga Champions. Kami bermain imbang 0-0 dengan Atletico Madrid dan kami bermain di kandang sendiri pada leg kedua. Dan pertandingan ini [melawan Liverpool] tidak berarti apa-apa karena kami akan finis di posisi kedua atau ketiga," ujar Mourinho.
"Saya ingin memainkan pertandingan pada Jumat malam atau Sabtu. Premier League tidak melakukan itu untuk kami. Kami menangis, kami mengeluh, kami memohon, dan mereka mengatakan itu karena para penonton, karena Sky, karena entahlah," kata Mourinho.
Bagi kami, ini adalah tentang mencapai final Liga Champions, lanjut Mourinho tetapi saya tidak bisa pergi dan bermain melawan Liverpool dengan tim U-18 kami. Tidak akan adil bagi Man City jika kami pergi ke sana bahkan dengan tim kedua kami, jadi kami ingin melakukan sesuatu dengan cara yang benar.
"Kami ingin bermain pada hari Jumat malam atau pada hari Sabtu pukul 12 malam. Mereka tidak memberi kami itu, jadi ketika kami pergi ke sana, kami pergi untuk menghancurkan pesta mereka, dan kami pergi ke sana seolah-olah kami bermain untuk meraih gelar, yang sebenarnya tidak, tetapi kami memberikan segalanya untuk mencoba menang."