Rabu 20 Dec 2023 20:56 WIB

Baby Blues Terjadi karena Ibu Kurang Dukungan dari Orang Sekitar

Baby blues dapat membuat ibu menyalahkan diri sendiri.

Red: Friska Yolandha
Konselor laktasi Uung Victoria Finky mengatakan baby blues terjadi karena ibu kurang mendapatkan dukungan dari orang sekitarnya.
Foto: Freepik
Konselor laktasi Uung Victoria Finky mengatakan baby blues terjadi karena ibu kurang mendapatkan dukungan dari orang sekitarnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konselor laktasi Uung Victoria Finky mengatakan baby blues terjadi karena ibu kurang mendapatkan dukungan dari orang sekitarnya. Baby blues, gangguan kesehatan mental setelah melahirkan, bisa menyebabkan ibu yang sedang menyusui menyalahkan diri sendiri dan merasa bukan seorang ibu yang baik.

"Problem utama mereka nggak punya support system, nggak bisa cerita. Ujung-ujungnya mereka akan menyalahkan dirinya sendiri (merasa) bukan ibu yang baik," kata Uung dalam konferensi pers peluncuran single "Menyerah" Lesti Kejora feat Mom Uung di Jakarta, Rabu (20/12/2023).

Baca Juga

Uung mengatakan dalam sistem konsultasi Mom Uung yang tersedia 24 jam, ada peningkatan 83 ribu konsultasi ibu menyusui dalam sebulan. Ada sekitar 1 juta ibu yang sedang mengalami masalah terkait masa menyusui dalam setahun berdasarkan jumlah konsultasi di Mom Uung.

Omongan dari orang lain tentang perubahan fisik ibu setelah melahirkan atau saat menyusui juga menjadi masalah yang membuat luka di hati para ibu dan sering kali membuat stres.

Uung juga menyadari menjadi ibu tidak pernah diajarkan secara teori sehingga seorang ibu mudah terkena baby blues dari omongan orang lain yang menganggap ibu lemah secara mental jika mengalami kesulitan dalam mengasuh anak.

Sebagai penyedia pendukung kesehatan dan keperluan ibu menyusui, Mom Uung memberikan dukungan berupa Home Visit Mom Uung untuk mengunjungi ibu yang baru melahirkan di bawah satu bulan untuk mengetahui tantangan apa yang sedang dihadapi sang ibu.

Upaya jemput bola tersebut merupakan upaya Mom Uung untuk mendampingi ibu untuk melewati masa menyusui dengan perasaan bahagia dan semangat.

"Makanya kita harus jemput bola, Home Visit sudah dilakukan di Surabaya, Jakarta, Bekasi, rata-rata mereka merasa sendiri karena nggak ada dukungan,"ucap Uung

Platform tersebut juga melebarkan layanan konsultasinya melalui offline dan berencana menyebar ke-11 kota di Indonesia termasuk Papua pada 2024. Pasalnya, di Papua juga banyak ibu yang sedang berjuang melewati masa menyusui.

Uung berharap konsultasi offline yang mereka sediakan bisa mengurangi baby blues pada ibu menyusui akan berkurang dan ibu bisa berdiri di kaki sendiri dan tidak merasa gagal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement