Kamis 21 Dec 2023 05:42 WIB

Ganjar Ngaku Sudah Prediksi Dukungan JK ke Anies-Muhaimin

Ganjar sempat menggoda JK untuk mendukungnya di Pilpres 2024.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Teguh Firmansyah
Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo menghadiri deklarasi relawan Baki Gama 03, di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta, Rabu (20/12/2023) malam.
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo menghadiri deklarasi relawan Baki Gama 03, di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta, Rabu (20/12/2023) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo menanggapi pernyataan resmi Muhammad Jusuf Kalla (JK) yang mendukung Anies Rasyid Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar. Ia sudah mengetahui hal tersebut karena kedekatan Wakil Presiden ke-10 dan 12 itu dengan Anies.

"Kalau beliau kayaknya dari awal itu (mendukung Anies-Muhaimin)," singkat Ganjar di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta, Rabu (20/12/2023) malam.

Baca Juga

Sebelumnya, Ganjar bersama Tim Pemenangan Nasional (TPN) pernah bersilaturahim ke kediaman JK. Usai pertemuan sekira satu setengah jam itu, Ganjar sedikit menggoda JK untuk mendukungnya pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

"Beliau sampaikan, pilihan boleh beda dan ini rasa-rasanyanya pilihannya Pak JK akan beda dengan saya, tapi kalau nanti dukung saya juga boleh Pak," goda Ganjar kepada JK, Ahad (19/11/2023).

"Aihhh boleh," jawab JK dengan nada bercanda juga ke Ganjar.

Kendati demikian, maksud kedatangannya dan TPN bukan dalam rangka mengajak JK untuk bergabung dalam koalisinya. Pertemuan itu membahas kondisi penegakan hukum di Indonesia saat ini.

"Kita nggak ngajak kok, kita silaturahmi aja. Kalau Mas Arsjad, Pak Hary Tanoe itu kan memang tim saya, jadi ya menemani saya, kalau Mas Arsjad kan teman Pak JK, pengusaha," ujar Ganjar.

JK sendiri menjelaskan, dirinya merupakan Ketua Palang Merah Indonesia (PMI). Dalam menduduki jabatan tersebut, dirinya harus netral dan tak diperbolehkan untuk bergabung dengan tim kampanye pasangan calon manapun.

"Saya ini ketua PMI, PMI itu harus netral, jadi tidak bisa menjadi TPN. Bahwa masing-masinh anda semua punya pilihan politis silakan, tapi ada hal-hal tertentu yang membatasinya," ujar JK.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement