Kamis 21 Dec 2023 07:16 WIB

Ratusan Kilo Ikan untuk Turunkan Stunting di Sulsel

Sulsel menduduki peringkat ke-10 prevalensi balita stunting.

Paket Ikan yang didistribusian 50 kg ikan oleh eFishery Foundation kepada masyarakat prasejahtera di Bratang Tangkis, Surabaya, Beberapa waktu lalu
Foto: Dok Republika
Paket Ikan yang didistribusian 50 kg ikan oleh eFishery Foundation kepada masyarakat prasejahtera di Bratang Tangkis, Surabaya, Beberapa waktu lalu

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR - Perusahaan akuakultur di Indonesia eFishery membagikan 200 kilo gram ikan pada kelompok sasaran untuk mendukung penurunan angka prevalensi stunting di Sulsel. "Sebanyak 200 kilo gram ikan tersebut akan disalurkan setiap hari selama 30 hari di Desa Lekopancing, Kabupaten Maros, Sulsel selaku proyek percontohan," kata Head of Regulatory and Government Affairs eFishery, Dita Chandra Murni di Makassar, Sulawesi  Selatan, Rabu (20/12/2023).

Menurut dia, pembagian ikan ini adalah bentuk kepedulian dan tujuan eFishery untuk mendukung pemerintah dalam penanganan kasus stunting di Indonesia. Khusus di Sulsel, lanjut dia, inisiatif yang dilakukan eFishery ini sejalan dengan komitmen Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.

Baca Juga

Sementara untuk mencegah dan menurunkan angka stunting, berdasarkan hasil Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, Sulsel menduduki peringkat ke-10 prevalensi balita stunting tertinggi di Indonesia dengan perolehan 27,2 persen pada 2022.

Khusus di Sulsel, terdapat 14 kabupaten dengan prevalensi balita stunting di atas angka rata-rata provinsi. Jika dibandingkan dengan angka stunting nasional yaitu 21,6 persen, Sulawesi memiliki prevalensi yang tinggi.

“Sejalan dengan misi yang dimiliki oleh eFishery, yaitu menyediakan kebutuhan pangan dunia melalui akuakultur, kami harap eFishery dapat selalu tumbuh dan senantiasa mendukung program-program pemerintah," ujarnya. Hal itu dimaksudkan untuk memberikan dampak signifikan dalam upaya menurunkan prevalensi stunting tidak hanya di Sulsel, namun juga di wilayah lain.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement