REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Warga Ukraina bersiap merayakan Natal pertama dengan kalender Baru. Langkah lainnya dalam upaya menghapus semua jejak pengaruh Rusia ketika militer Kiev berusaha menahan invasi Kremlin.
Sebagian besar warga Ukraina merupakan penganut Kristen Ortodoks. Gereja utama negara itu sepakat tahun ini mereka beralih dari kalender Julian yang digunakan di Rusia dan merayakan liburan pada 7 Januari.
Serangan Moskow pada Februari 2022 membawa Ukraina ke posisi bertahan dan mendorong banyak warga Ukraina menolak bahasa dan budaya Rusia termasuk hubungan historis Kiev pada mantan penguasanya. "Segala sesuatu yang berhubungan dengan Rusia, dan segala sesuatu yang dilakukan Rusia dengan cara yang sama seperti yang kami lakukan, memicu rasa jijik di antara masyarakat," kata pendeta Ortodoks di Kiev, Mykhailo Omelian, Kamis (21/12/2023).
Ukraina juga mengisyaratkan ketertarikannya untuk bergabung dengan Uni Eropa, dan warga negara itu melihat keanggotaan tersebut sebagai penegasan penting atas apa yang mereka yakini sebagai tempat bersejarah bagi negara mereka di Eropa.
"Ternyata orang Ukraina biasa merayakan Natal pada tanggal 25 Desember, sama seperti orang Eropa lainnya," kata Tetiana, penganut Katolik berusia 25 tahun yang mengatakan ia akan merayakan Natal pada 25 Desember untuk pertama kalinya.
Sambil berdiri di luar Biara Santo Mikhael yang berkubah emas di Kiev, ia menambahkan hal itu akan terasa "sedikit tidak biasa" tetapi merupakan "hal yang benar untuk dilakukan". Di garis depan invasi Rusia yang sudah mendekati dua tahun dan tidak menunjukkan tanda-tanda akan mereda, para tentara juga bersiap untuk beralih ke 25 Desember 2023.
"Sama seperti sebelum 7 Januari diberlakukan pada kami," kata Bohdan, personel militer yang ditempatkan di Ukraina timur. Pada hari Ahad (17/12/2023) pagi pasukan Ukraina berdesakan di sebuah gereja darurat kecil untuk mengikuti liturgi, menyanyikan lagu-lagu pujian saat dupa menguar di udara.
Di gereja garis depan lainnya, Mykolai, seorang pendeta dari Brigade Penyerangan Udara ke-95 Ukraina, mengatakan ia berharap para tentara memiliki semangat yang lebih tinggi saat merayakannya. "Pada dasarnya kami memahami musuh tidak bertuhan, jadi ini hanyalah hari perang biasa," katanya.
Pihak berwenang Ukraina juga meningkatkan kampanye untuk mengganti nama jalan dan permukiman, serta menghapus patung dan monumen yang terkait dengan masa lalu tsar dan Uni Soviet.