Kamis 21 Dec 2023 17:47 WIB

Dompet Dhuafa Menggelar Indonesian Humanitarian Summit 2023

Humanitarian Summit mengajak kolaborator mengupdate kegiatan kemanusiaan di Indonesia

Rep: Mabruro/ Red: Gita Amanda
Dompet Dhuafa menggelar Indonesian Humanitarian Summit 2023 di Ciputra Artpreneur Casablanca pada Kamis (21/12/2023).
Foto: Republika/Mabruroh
Dompet Dhuafa menggelar Indonesian Humanitarian Summit 2023 di Ciputra Artpreneur Casablanca pada Kamis (21/12/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga kemanusiaan terkemuka, Dompet Dhuafa menggelar Indonesian Humanitarian Summit 2023 di Ciputra Artpreneur Casablanca pada Kamis (21/12/2023). Menurut Direktur Program Dompet Dhuafa, Bambang Suherman, acara ini, banyak membahas isu-isu prioritas seperti mengentaskan kemiskinan di Indonesia. 

Menurut Bambang, acara Indonesian humanitarian summit ini, merupakan kegiatan reguler tahunan Dompet Dhuafa. Tujuan acara ini, untuk mengajak semua pihak kolaborator agar bisa mengupdate tentang kegiatan kemanusianan yang ada di Indonesia secara periodik.

Baca Juga

“Materi yang disampaikan seputar tema-tema tentang kemiskinan, program-program pengelolaan kemiskinan yang sudah dijalankan selama satu tahun berjalan, proyeksi-proyeksi kedepan dan gagasan-gagasan baru yang akan dikembangkan,” ujar Bambang di Jakarta, Kamis (21/12/2023).

Menurut Bambang, angka kemiskinan saat ini berdasarkan Sumber Badan Pusat Statistik 2023, jumlah penduduk miskin pada Maret 2023 sebesar 25,90 juta orang (9,36 persen). Angka ini menurun 0,46 juta orang (0.21 persen) terhadap September 2022 dan menurun 0,26 juta orang (0,18 persen) terhadap Maret 2022.

Namun kata dia, Dompet Dhuafa sendiri dalam praktik riilnya menggunakan data penerima bantuan iuran BPJS dalam menjalankan program-programnya untuk menjangkau mereka. Berdasarkan data penerima Iuran BPJS, tercatat lebih dari 110 juta orang miskin. “Nah, itu sebenarnya angka kemiskinan DD (Dompet Dhuafa),” kata  Bambang. 

Menurut Bambang, dari total 25,90 juta total masyarakat miskin, penerima manfaat yang telah dijangkau oleh Dompet Dhuafa adalah 2,62 juta atau sekitar 10 persen. Dengan kata lain, masih ada 23,28 juta jiwa yang belum terjangkau.

"Total penerima manfaat 2023 sebanyak 2.625.323 jiwa dan total penerima manfaat sejak 1993-2022 sebanyak 33.946.523 jiwa, dengan menyebar di 38 Provinsi se-Indonesia dan 26 Negara di Dunia,” tutur Bambang.

Dompet Dhuafa memiliki lima pilar yang terus berkomitmen bukan hanya membantu dan berhenti, tetapi terus berkelanjutan. Goalsnya adalah agar para mustahik ini kemudian bisa menjadi muzaki, walaupun hal ini tidak mudah dan tidak instan dilakukan. 

Lima Pilar ini, antara lain, Pendidikan dengan jumlah penerima manfaat 67.459 jiwa dengan cakupan program Institut Kemandirian, Beasiswa Aktivis Nusantara, Ekselensia School Development, ETOS ID, Sekolah Literasi Indonesia, Sekolah Guru Indonesia, Smart Ekselensia Indonesia, Beasiswa Umar Usman, Makmal Pendidikan, Beasiswa STIM Budi Bakti. 

Lalu pilar Ekonomi dengan jumlah penerima manfaat 10.347 jiwa dengan cakupan program Bank kangkung, Budidaya Jahe kunyit, Kampung Sejuta Anggrek, Agroeduwisata Melon Hidroponik, Breeding dan Pakan Hijauan, DD Farm, Desa Tani, IKM, Kater Macanda, Kopi Sinjai, Kopi Solok, Lesehan Macca,  Zona Madina, Filantropi, Kantin Kontainer. 

Sementara di pilar Kesehatan terdapat 139.881 Jiwa dengan cakupan program Aksi Layanan Sehat, Bidan Untuk Negeri, Gerai Sehat, Kampung Sehati, Kawasan Binaan, Kawasan Sehat, Pos Sehat, Pulau Sehat Indonesia, Respon Darurat Kesehatan, Aksi Kesehatan Volunteer.

Kemudian di pilar Sosial Kemanusiaan terdapat 2.302.124 Jiwa dengan cakupan program terdapat Layanan Mustahik, Shelter Sehati, Bagian Pemulasaraan Jenazah, Bimbingan Rohani, Dapur Keliling, Pemberdayaan Keluarga Mandiri, Pendampingan Disabilitas Mental, Recovery Bencana, Respons Bencana, Humanitarian Academic dan  Aksi Sosial Volunteer. 

Untuk pilar Dakwah dan Budaya terdapat 105.512 Jiwa dengan cakupan program Dakwah Internasional, Kemitraan Dakwah Nasional, Dakwah Mualaf, Kampung Silat Jampang, Suluk Nusantara dan Serambi Budaya.

Dompet Dhuafa terus berkembang seiring waktu dan melebarkan beragam program pemberdayaan bagi masyarakat untuk berdaya. Kawasan Madaya dikembangkan sebagai program multi tematik yang meliputi lima pilar, yaitu ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial, budaya dan dakwah. 

Khusus pemberdayaan ekonomi, kawasan yang diberdayakan adalah kawasan yang memang memiliki syarat-syarat yang bisa dikembangkan dan bisa berkelanjutan. Kawasan Madaya Dompet Dhuafa melakukan pendekatan intensifikasi program pemberdayaan masyarakat berbasis kawasan yang telah ditetapkan perimeternya, baik berbasis geografi ekologis maupun administratif pemerintahan. Kawasan ini nantinya juga akan menjadi kawasan tanggap bencana dan model bagi pengelolaan berbasis kesadaran lingkungan serta adaptasi perubahan iklim.

Implementasinya, program ini menggunakan metode pendekatan Filantro Preneurship, yaitu program dengan tiga tahapan, yakni pendampingan mustahik, penguatan kelembagaan kemitraan, dan aliansi nasional social enterprise.

Dompet Dhuafa adalah lembaga filantropi islam yang berkhidmat dalam pemberdayaan kaum dhuafa dengan pendekatan budaya, welas asih (filantropis) dan wirausaha sosial. Sudah berjalan tiga dekade (30 tahun), Dompet Dhuafa berkontribusi menghadirkan layanan bagi pemberdayaan dan pengembangan umat melalui lima pilar program yaitu pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial kebencanaan, dakwah dan budaya, serta CSR. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement