Kamis 21 Dec 2023 22:10 WIB

Imbas Serangan Houthi Yaman di Laut Merah, Pasokan Minyak Global Terganggu

Houthi bersikeras akan blokir kapal menunju Israel di Laut Merah

Rep: Fauziah Mursyid/ Red: Nashih Nashrullah
Sebuah perahu berlayar melewati kapal kargo Galaxy Leader, yang disita oleh Houthi di lepas pantai pelabuhan Al-Salif di Laut Merah di provinsi Hodeidah, Yaman, Selasa (5/12/2023).
Foto: EPA-EFE/YAHYA ARHAB
Sebuah perahu berlayar melewati kapal kargo Galaxy Leader, yang disita oleh Houthi di lepas pantai pelabuhan Al-Salif di Laut Merah di provinsi Hodeidah, Yaman, Selasa (5/12/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Serangan kelompok Houthi Yaman di Laut Merah berimbas bagi perdagangan internasional, khususnya pasokan minyak global. Hal ini karena serangan yang dilancarkan Houthi terhadap kapal komersial di ujung selatan Laut Merah menganggu rute perdagangan utama Timur-Barat melalui jalur Terusan Suez. 

Diketahui akibat serangan ini, beberapa perusahaan pelayaran dan beberapa kapal tanker gas alam cair (LNG) pun memutuskan untuk menghindari jalur tersebut dan menggunakan rute alternatif. 

Baca Juga

Kondisi ini pun meningkatkan kekhawatiran akan adanya gangguan terhadap perdagangan internasional menyusul pergolakan pandemi Covid-19, dan mendorong pasukan internasional yang dipimpin Amerika Serikat untuk berpatroli di perairan dekat Yaman. 

Sebab, serangan membuat upaya pelayaran mencapai Terusan Suez menjadi lebih berbahaya. Sementara, sekitar 12 persen lalu lintas pelayaran dunia transit di kanal tersebut dan 4-8 persen kargo LNG global telah melewati kanal tersebut pada 2023. 

Menurut analisis Vortexa, terhitung sebanyak 8,2 juta barel per hari minyak mentah dan produk minyak juga melintasi Laut Merah selama Januari-November. 

Tahun ini, total 16,2 juta metrik ton (MMt) atau 51 persen perdagangan LNG, telah mengalir dari Cekungan Atlantik di timur melalui Terusan Suez. Sementara 15,7 MMt mengalir melalui kanal dari Cekungan Pasifik di barat. 

Sejumlah negara diketahui aktif menggunakan Terusan Suez sebagai jalur perdagangan minyak. Kepala intelijen dan analisis Vortexa untuk MENA, Jay Maroo menyebut lalu lintas menuju utara, senilai 3,9 juta barel per hari tahun ini, didominasi impor Eropa, terutama minyak mentah dari produsen Timur Tengah dan juga hasil sulingan tengah dari India dan Timur Tengah. 

Untuk lalu lintas menuju selatan – sebesar 2,9 juta barel per hari pada tahun 2023 hingga saat ini – terdiri dari aliran minyak mentah, terutama dari Rusia ke pelanggan Asia, dan juga produk olahan nafta dan bahan bakar minyak. 

Qatar, Amerika Serikat dan Rusia adalah pengirim LNG paling aktif melalui Suez. Qatar menduduki peringkat teratas pengirim kargo aktif dari Timur ke Eropa, tetapi tetap hanya menyediakan sekitar 5 persen dari impor bersih UE dan Inggris. 

Baca juga: Ada 4 Bentuk Berpaling dari Alquran, Tanda-tandanya Beberapa Sudah Banyak Terjadi? 

“Pada kenyataannya, Qatar adalah satu-satunya eksportir dari arah timur ke barat melalui Terusan Suez,” kata analis LNG di perusahaan intelijen ICIS Robert Songer dilansir dari Zawya, Kamis (21/12/2023). 

Akibatnya, perubahan rute alternatif menuju Eropa melalui Tanjung Harapan, dapat memperlama waktu pelayaran Qatar sebesar 145 persen, atau tambahan 22 hari untuk perjalanan pulang pergi. 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement