Jumat 22 Dec 2023 06:36 WIB

WHO Permudah Akses Vaksin Malaria untuk Anak-Anak

WHO telah melakukan pra-kualifikasi terhadap vaksin anti-malaria kedua.

Seorang bayi dari desa Tomali di Malawi disuntik dengan vaksin malaria pertama di dunia dalam program percontohan, pada 11 Desember 2019. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengesahkan vaksin malaria kedua pada Senin, 2 Oktober 2023.
Foto: AP Photo/Jerome Delay
Seorang bayi dari desa Tomali di Malawi disuntik dengan vaksin malaria pertama di dunia dalam program percontohan, pada 11 Desember 2019. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengesahkan vaksin malaria kedua pada Senin, 2 Oktober 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan telah melakukan pra-kualifikasi terhadap vaksin anti-malaria kedua. Pra-kualifikasi vaksin yang disebut R21/Matrix-M itu mengartikan akses lebih luas vaksin sebagai alat utama mencegah malaria pada anak-anak menjadi prasyarat untuk pengadaan vaksin oleh UNICEF dan dukungan pendanaan dari Aliansi Vaksin Gavi, kata WHO.

Pada Oktober, badan PBB itu merekomendasikan penggunaan untuk mencegah malaria pada anak-anak setelah menuruti saran dari Kelompok Ahli Penasihat Strategis WHO tentang Imunisasi dan Kelompok Penasihat Kebijakan Malaria.

Baca Juga

Pada Juli 2022, vaksin malaria pertama yang dikenal dengan  RTS,S/AS01 memperoleh status prakualifikasi.

"Kedua vaksin terbukti aman dan efektif dalam uji klinis, dalam mencegah malaria pada anak-anak. Ketika diterapkan secara luas, bersama intervensi pengendalian malaria yang lain yang direkomendasikan, vaksin tersebut diharapkan memberikan dampak kesehatan masyarakat yang tinggi," kata WHO.

Malaria adalah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk yang secara tak seimbang menyerang anak-anak di wilayah Afrika.

Hampir setengah juta anak-anak meninggal dunia akibat malaria setiap tahun di wilayah ini saja, kata WHO. 

Pada 2022, diperkirakan ada 249 juta kasus malaria dan 608 ribu kematian akibat malaria di 85 negara di seluruh dunia.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement