REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sholat dhuha menjadi salah satu sholat sunnah yang jika konsisten didirikan maka akan menjadi jalan dipermudahkannya rezeki.
Maka ketentuan tata cara pelaksanaan serta doa sesudah sholat dhuha pun menjadi penting untuk diketahui umat Muslim.
Dalam buku Memahami Makna Bacaan Sholat karya M Masrur dijelaskan tata cara sholat dhuha. Berikut penjabarannya:
- Niat (membaca niat disesuaikan jumlah rakaat sholat dhuha yang hendak didirikan)
- Takbiratul ihram
- Membaca doa iftitah
- Dilanjutkan membaca Al Fatihah serta surat pendek
- Rukuk
- I'tidal
- Sujud
- Duduk di antara dua sujud
- Sujud kedua
- Mengulangi gerakan di rakaat pertama
- Tahiyat
- Salam
Sesudah melaksanakan sholat sunnah, dianjurkan bagi umat Islam untuk bermunajat. Tujuannya adalah untuk menambah keimanan, ketakwaan, dan juga memohon agar segala harapan dapat diijabah oleh Yang Mahakuasa.
Dalam kitab Irsyad At-Thalabah karya kumpulan santri Pondok Pesantren Daarul Rahman disebutkan bacaan doa sesudah sholat dhuha di pagi hari. Berikut doanya:
"اَللّٰهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَاللْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَاَللّٰهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآااَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ"
"Allahumma inna ddhuha-a dhuha-uka walbaha-a baha-uka, wal jamaala jamaaluka wal quwwata quwwatuka wal qudrata qudratuka wal ishmata ishmatuka, allahumma in kaana rizqiy fi as-samaa-i fa-anzilhu wa in kaana fil ardhi fa akhrijhu wa in kaana mu'siran fayassirhu wa in kaana haraaman fathahirhu wa kn kaana baidan faqarribhu bihaqqi dhuhaaika wa bahaaika wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika aatinii maa ataita bihi ibadaka as-shaalihin."
Yang artinya, "Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu. Ya Allah, apabila rezekiku ada di langit maka turunkanlah, apabila dia ada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila dia sulit bagiku maka mudahkanlah, apabila dia haram sucikanlah, apabila jauh maka dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, keagungan-Mu, keindahan-Mu, dan kekuatan-Mu. Berikanlah kepdaku apa yang Engkau berikan kepada hamba-hamba-Mu yang saleh."
Sholat dhuha juga dikenal oleh mayoritas umat Muslim sebagai sholat yang identik dengan permohonan rezeki. Namun tetap saja di dalam hati dan niat, setiap apapun ibadah yang dilakukan harus diniatkan dengan dalam hanya untuk Allah SWT.
Inilah mengapa Rasulullah SAW berwasiat kepada para sahabatnya, seperti Abu Hurairah dan Abu Darda untuk melakukan sholat dhuha.
Baca juga: Israel Kubur Warga Hidup-Hidup, Alquran Ungkap Perilaku Yahudi kepada Nabi Mereka
Seperti dikutip dari buku Sunnah dan Dzikir Harian Nabi shallallahu alaihi wasallam, Dalilnya adalah, Hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu ia berkata, “Kekasihku (yakni Nabi) Shallallahu alaihi wa Sallam pernah memberiku tiga wasiat (pesan/nasehat), yaitu agar berpuasa selama tiga hari di setiap bulan (yakni setiap tanggal 13,14,15 di bulan bulan hijriah), agar melaksanakan shalat sunnah dhuha dua rakaat, dan agar aku melaksanakan shalat witir sebelum aku beranjak ke pembaringan.”
Wasiat ini juga disampaikan oleh Nabi shallallahu alaihi wa Sallam kepada Abu Darda Radhiyallahu Anhu yang disebutkan pada riwayat Imam Muslim (no.722), serta kepada Abu Dzar radhiyallahu anhu yang disebutkan pada riwayat An Nasa'i dalam kitab As Sunan Al Kubra (no 2712).