REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di zaman sekarang ini, marak generasi muda yang berkata kasar kepada orang tuanya, terutama ibu. Bahkan, mereka selalu melawan apa yang diperintahkan kedua orang tua mereka.
Padahal, di dalam Alquran telah diingatkan agar selalu menghormati kedua orang tua. Jangan berkata kasar, berkata "ah" saja dilarang diucapkan seorang anak kepada kedua orang tuanya.
Dalam Alquran surat Al-Isra' ayat 23, Allah SWT berfirman:
وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا
Artinya: "Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, serta ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik." (QS Al-Isra' [17]: 23).
Dalam ayat tersebut menjelaskan bahwa kewajiban pertama dan utama manusia ialah mengesakan, mentauhidkan diri kepada Allah SWT dan beribadah hanya kepada-Nya selanjutnya perintah berbakti kepada kedua orang tua.
Dalam Tafsir Al-Misbah, M Quraish Shihab mengatakan, harus dipahami bahwa bakti kepada orang tua yang diperintahkan agama Islam adalah bersikap sopan, santun, ramah kepada keduanya dalam ucapan dan perbuatan sesuai dengan adat kebiasaan masyarakat sehingga mereka merasa senang terhadap kita serta mencukupi kebutuhan-kebutuhan mereka yang sah dan wajar sesuai dengan kemampuan kita sebagai anak dan baktinya anak kepada orang tuanya.
Dalam Tafsir Tahlili Kemenag juga dijelaskan bahwa dalam ayat ini Allah memerintahkan agar manusia berbuat baik kepada kedua ibu bapak mereka. Penyebutan perintah ini sesudah perintah beribadah hanya kepada Allah mempunyai maksud agar manusia memahami betapa pentingnya berbuat baik terhadap kedua orang tua.
Selain itu juga dimaksudkan agar mereka mensyukuri kebaikan kedua ibu bapak, betapa beratnya penderitaan yang telah mereka rasakan, baik pada saat melahirkan maupun ketika kesulitan dalam mencari nafkah, mengasuh, dan mendidik anak-anak dengan penuh kasih sayang.
Maka pantaslah apabila berbuat baik kepada kedua ibu bapak dijadikan sebagai kewajiban yang paling penting di antara kewajiban-kewajiban yang lain, dan diletakkan Allah dalam urutan kedua sesudah kewajiban manusia beribadah hanya kepada-Nya.
Allah berfirman:
وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا
Artinya: "Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua." (QS an-Nisa’ [4]: 36).
Sebaliknya, anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya dinyatakan sebagai orang yang berbuat maksiat, yang dosanya diletakkan pada urutan kedua, sesudah dosa orang yang mempersekutukan Allah dengan tuhan-tuhan yang lain.
Allah SWT berfirman:
قُلْ تَعَالَوْا اَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ اَلَّا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًاۚ
Artinya: "Katakanlah (Muhammad), ”Marilah aku bacakan apa yang diharamkan Tuhan kepadamu. Jangan mempersekutukan-Nya dengan apa pun, dan berbuat baik kepada ibu bapak." (QS al-An‘am [6]: 151).
Maka, sebagai umat Islam, hendaknya kita tidak membentak-bentak kedua orang tua menyangkut yang mereka lakukan, apalagi melakukan yang lebih buruk dari membentak. Ucapkanlah kepada keduanya dalam setiap percakapan perkataan yang mulia yakni perkataan yang baik, lembut dan penuh kebaikan serta penghormatan kepada keduanya.