REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM — Liga Arab telah menegaskan bahwa kejahatan di Gaza yang dilakukan oleh pendudukan Israel tidak hanya memalukan bagi Israel, tetapi juga bagi mereka yang mendukung, menyokong, atau tetap diam tentang kejahatan ini.
Sekretaris Jenderal Ahmed Aboul Gheit, membuat pernyataan ini melalui pidato konferensi videonya selama sesi keenam Forum Kerja Sama Arab-Rusia yang diadakan di Maroko kemarin.
Aboul Gheit menyerukan gencatan senjata segera, menambahkan bahwa siapapun yang menentang gencatan senjata segera di Gaza memiliki darah orang yang tidak bersalah di tangan mereka.
“Apa yang terjadi di Gaza adalah pembantaian, genosida, dan pembersihan etnis,” kata Aboul Gheit dilansir dari Middle East Monitor, Jumat (22/12/2023).
Menurut Aboul Gheit, rencana pendudukan telah menjadi jelas, yaitu menghancurkan komunitas Palestina di Gaza, menghilangkan kemungkinan kehidupan di Jalur, atau secara paksa memindahkan orang-orangnya sehingga mereka dapat diusir dari tanah mereka. Kemudian, masalah Palestina akan berakhir dengan dilikuidasi oleh Israel, menurut Aboul Gheit.
Aboul Gheit memuji sikap negara-negara lain yang sejak awal, telah dengan jelas menyatakan posisi yang seimbang, intinya adalah bahwa pendudukan dan kelanjutannya adalah inti dari masalah dan akar masalah dan bahwa sejarah konflik tidak dimulai pada 7 Oktober, tetapi jauh sebelum itu.
Israel telah membumihanguskan Jalur Gaza sejak serangan hamas 7 Oktober lalu. Serangan Israel telah menewaskan sedikitnya 19.667 orang Palestina, kebanyakan wanita dan anak-anak, dan melukai 52.586 lainnya, menurut otoritas kesehatan di kantong itu.
Baca juga: Israel Kubur Warga Hidup-Hidup, Alquran Ungkap Perilaku Yahudi kepada Nabi Mereka
Serangan gencar Israel telah meninggalkan Gaza dalam reruntuhan dengan setengah dari persediaan perumahan wilayah pesisir rusak atau hancur, dan hampir 2 juta orang mengungsi di dalam kantong berpenduduk padat di tengah kekurangan makanan dan air bersih.
Menurut WHO, seluruh penduduk di Gaza berada dalam krisis pangan, dengan 576.600 orang berada pada tingkat bencana kelaparan.
Sumber: middleeastmonitor