Bak lagu lama yang pita kasetnya kusut, Amerika Serikat kembali tuduh Iran terlibat dalam kekacauan di kawasan Medetirenia. Kali ini terkait dengan adanya serangan kelompok bersenjata di Yaman, Houthi.
Tuduhan jelas bukan barang baru bagi Iran. Sejak awal munculnya Revolusi Iran, Amerika menuduh Iran segabagai negara kaum teroris. Pemimpin Iran Imam Khoemeini kala itu balik menuduhnya Amerika Serikat sebagai 'Setan Besar' yang tujuannya hanya ingin menghegomoni kawasan Timur Tengah demi kepentingannya saja. Termasuk demi kelangsungan eksistensi Israel.
Dalam soal Houthji Amerika Serikat menuduh." Teheran memberi dukungan Teheran terhadap kelompok pemberontak Yaman mencakup senjata dan intelijen taktis," kata Gedung Putih pada hari Jumat lalu (22/12/2023) seperti dikutip Al Jazeera.
Amerika Serikat menyatakan m informasi intelijen yang baru dibuka yang dimaksudkan untuk menunjukkan keterlibatan Iran dalam serangan tersebut.
“Kami tahu bahwa Iran sangat terlibat dalam perencanaan operasi terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah,” kata juru bicara keamanan nasional Gedung Putih Adrienne Watson dalam sebuah pernyataan.
“Hal ini konsisten dengan dukungan material jangka panjang Iran dan dorongan terhadap tindakan destabilisasi Houthi di kawasan.”
“Ini merupakan tantangan internasional yang menuntut tindakan kolektif,” kata Watson.
Gedung Putih mengatakan bahwa analisis visual menunjukkan fitur yang hampir identik antara drone KAS-04 milik Iran dan kendaraan tak berawak yang digunakan oleh Houthi, serta fitur yang konsisten antara rudal Iran dan Houthi.
Al Jazeera tidak dapat memverifikasi klaim Gedung Putih secara independen.
Kelompok Houthi, yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman termasuk ibu kota Sanaa, telah melancarkan puluhan serangan drone dan rudal terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah dalam apa yang digambarkan kelompok tersebut sebagai bentuk dukungan terhadap warga Palestina yang menghadapi pemboman Israel di Gaza.