Sabtu 23 Dec 2023 17:11 WIB

AS Tuduh Iran Bantu Houthi Serang Kapal-Kapal Komersial di Laut Merah

AS menyebut Teheran memasok drone, rudal, dan intelijen taktis kepada Houthi.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Andri Saubani
Sebuah perahu berlayar melewati kapal kargo Galaxy Leader, yang disita oleh Houthi di lepas pantai pelabuhan Al-Salif di Laut Merah di provinsi Hodeidah, Yaman, Selasa (5/12/2023).
Foto: EPA-EFE/YAHYA ARHAB
Sebuah perahu berlayar melewati kapal kargo Galaxy Leader, yang disita oleh Houthi di lepas pantai pelabuhan Al-Salif di Laut Merah di provinsi Hodeidah, Yaman, Selasa (5/12/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) menuduh Iran terlibat erat dalam serangan yang dilakukan kelompok Houthi Yaman terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah. AS menyebut Teheran memasok drone, rudal, dan intelijen taktis kepada Houthi.

 

Baca Juga

“Kami tahu bahwa Iran sangat terlibat dalam perencanaan operasi terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah,” kata Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS Adrienne Watson, Jumat (22/12/2023), dikutip laman Al Arabiya.

Menurut Watson, hal itu konsisten dengan dukungan material jangka panjang Iran dan dorongan terhadap tindakan destabilisasi Houthi di kawasan. “Kami tidak punya alasan untuk percaya bahwa Iran berusaha menghalangi kelompok Houthi melakukan perilaku sembrono ini,” ucapnya.

Pada Senin (18/12/2023) lalu, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengumumkan peluncuran Operation Prosperity Guardian (OPG). Dia mengatakan, OPG dibentuk sebagai respons atas serangan Houthi terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah.

“Meningkatnya serangan Houthi yang berasal dari Yaman baru-baru ini mengancam kebebasan perdagangan, membahayakan pelaut yang tidak bersalah, dan melanggar hukum internasional,” ujar Austin.

Dia menambahkan, negara-negara yang berupaya menjunjung kebebasan navigasi perlu bersatu untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh aktor non-negara tersebut. Negara-negara yang tergabung dalam satgas maritim OPG antara lain Inggris, Bahrain, Kanada, Prancis, Italia, Belanda, Norwegia, Seychelles, dan Spanyol.

Sementara itu, kelompok Houthi menyampaikan, pembentukan satgas maritim oleh AS dan sekutunya tidak akan mengubah sikap serta dukungan mereka untuk Palestina. “Posisi kami tidak akan berubah terhadap isu Palestina, baik aliansi angkatan laut dibentuk atau tidak,” kata pejabat Houthi, Mohammed Abdulsalam, kepada Reuters, Selasa (19/12/2023).

 

“Posisi kami dalam mendukung Palestina dan Jalur Gaza akan tetap ada hingga berakhirnya pengepungan, masuknya makanan dan obat-obatan, dan dukungan kami terhadap rakyat Palestina yang tertindas akan terus berlanjut,” tambah Abdulsalam.

Terkait satgas maritim yang dibentuk AS di Laut Merah, Abdulsalam menegaskan bahwa Houthi hanya menyerang kapal-kapal Israel atau yang berlayar menuju Israel. Sementara itu, dalam sebuah wawancara dengan Aljazirah pada Senin (18/12/2023), anggota Politbiro Houthi, Mohammed Al-Bukhaiti, mengatakan, sebelum satgas maritim di Laut Merah dibentuk, AS sempat membangun kontak tidak langsung dengan Houthi.

Menurut Al-Bukhaiti, dalam kontak tak langsung tersebut, AS menyampaikan bahwa mereka tidak akan menghalangi upaya menuju perdamaian di Yaman. Namun sebagai imbalannya, AS meminta Houthi menghentikan operasi militernya di Laut Merah. “Kami dengan tegas menolak hal ini,” ujar Al-Bukhaiti.

Houthi telah meluncurkan serangan ke sejumlah kapal kargo komersial yang melintas di Laut Merah. Houthi mengklaim, mereka hanya menyerang kapal-kapal yang terkait dengan Israel atau menuju pelabuhan Israel. Sebab serangan tersebut merupakan bentuk dukungan Houthi terhadap perlawanan dan perjuangan Palestina. 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement