Sabtu 23 Dec 2023 17:37 WIB

Cak Imin Sebut Akan Contoh Strategi Usaha Ala China untuk Dongkrak UMKM 

Politik dagang China dengan menjual barang dengan harga murah menjadi tantangan.

Rep: Eva Rianti / Red: Andri Saubani
Calon wakil presiden nomor urut 1 Muhaimin Iskandar menyampaikan pernyataan penutup saat debat calon wakil presiden Pemilu 2024 di JCC, Jakarta, Jumat (22/12/2023). Debat kedua Pemilu 2024 diikuti tiga cawapres yang mengangkat tema ekonomi kerakyatan, ekonomi digital, keuangan, investasi pajak, perdagangan, pengelolaan APBN/APBD, infrastruktur, dan perkotaan.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Calon wakil presiden nomor urut 1 Muhaimin Iskandar menyampaikan pernyataan penutup saat debat calon wakil presiden Pemilu 2024 di JCC, Jakarta, Jumat (22/12/2023). Debat kedua Pemilu 2024 diikuti tiga cawapres yang mengangkat tema ekonomi kerakyatan, ekonomi digital, keuangan, investasi pajak, perdagangan, pengelolaan APBN/APBD, infrastruktur, dan perkotaan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1 Muhaimin Iskandar mengatakan bahwa dunia usaha di Indonesia bisa mencontoh strategi usaha Negeri Panda. Hal itu dinilai perlu dilakukan agar Indonesia tidak kalah bersaing dengan China yang mendominasi barang-barang dengan harga terjangkau dan dalam jumlah yang banyak. 

"Memang politik perdagangan yang dilakukan Tiongkok dengan jualan barang lebih murah itu menjadi tantangan tersendiri," kata Cak Imin kepada wartawan, Sabtu (23/12/2023). 

Baca Juga

Dia menuturkan, agar tidak kalah dalam bersaing, produk dalam negeri mesti melakukan upaya yang tak kalah strategisnya dengan produk luar negeri. Sehingga masyarakat bisa lebih memilih produk dalam negeri dibandingkan luar negeri dalam kesehariannya. 

"Kita bisa mulai dengan menikmati produk dalam negeri yang berkualitas dan murah harganya, itu tidak mungkin sendiri, tapi juga bantuan dari pemerintah. Harusnya agak massal karena kalau sifatnya massal seperti yang dilakukan Tiongkok, itu strategi yang bisa kita contoh," jelasnya.  

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu mengatakan, untuk bisa mewujudkan hal itu, perlu langkah yang dilakukan bersama para pemangku kepentingan terkait. 

"Kita bisa semacam mengikuti dengan memodifikasi konteks ke-Indonesiaannya, tapi yang lebih penting dari itu adalah belum ada langkah-langkah yang masif. Yang lebih komprehensif dari atas dan bawah yaitu dari pemerintah melibatkan BI, Perbankan, OJK, Kementerian Perdagangan, dan pemerintah daerah," tutur dia. 

Lebih lanjut, pemerintah bertugas membantu permodalan yang memadai untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan bermutu. Sehingga butuh modal yang besar, itulah yang diupayakan pemerintah. 

"Memang harus investasi besar negara, memperkecil bunga. KUR harus dirombak total agar lebih memberi menguntungkan kepada pengusaha kecil karena bunganya masih terlalu besar," ujar dia. 

Selain itu, langkah yang perlu diambil adalah memberikan modal tanpa agunan. Hal itu sebagai upaya menggeser posisi lintah darat atau rentenir.

"Kita harus berani mengganti posisi rentenir. Rentenir saja berani tanpa agunan kok. Kenapa? Karena ada kontinuitas yang terjaga, itu yang harus diambil oleh pemerintah. Oleh karena itu, kita siapkan hitung-hitungan oleh tim ekonomi AMIN," kata Cak Imin. 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement