Sabtu 23 Dec 2023 22:19 WIB

Hotel di Bandung Diharap Kelola Limbah Secara Mandiri

Limbah anorganik akan dipilah menjadi tiga tahap.

Penyerahan 1 set alat pencacah sampah organik kepada RW Lebakgede oleh GM Patra Bandung yang disaksikan  juga oleh Corporate Secretary Patra Jasa, Camat Cobolong dan Ketua Forum RW Kota Bandung
Foto: Dok Republika
Penyerahan 1 set alat pencacah sampah organik kepada RW Lebakgede oleh GM Patra Bandung yang disaksikan juga oleh Corporate Secretary Patra Jasa, Camat Cobolong dan Ketua Forum RW Kota Bandung

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG  – Sehubungan dengan Surat Edaran Walikota Bandung No.146-DLH/2023 mengenai darurat sampah dan kewajiban mengelola sampah secara mandiri, Patra Bandung Hotel selama beberapa tahun terakhir telah menjalankan pengelolaan sampah secara mandiri. Mendukung upaya yang dijalankan Pemerintah Kota Bandung saat ini, Patra Bandung Hotel kembali melaksanakan Program TJSL (Tanggung Jawab Sosial Lingkungan) bekerjasama dengan Forum RW Kelurahan Lebakgede memberikan pelatihan kepada masyarakat sekitar hotel terkait pengelolaan sampah organik dari sisa makanan menjadi pupuk kompos.

Selain itu, untuk memudahkan masyarakat, Patra Bandung Hotel juga menyumbangkan beberapa 1 set alat pencacah sampah organik. Hal ini tentunya bertujuan agar secara bersama-sama menjaga lingkungan tetap bersih, aman dan nyaman.

Baca Juga

Merujuk kepada upaya yang telah dilakukan, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Bandung menobatkan Patra Bandung Hotel sebagai role model dalam Pengelolaan Limbah Sampah Mandiri. Diharapkan Hotel-hotel lain yang berada di Kota Bandung dapat mencontoh pengelolaan limbah sampah seperti yang dilakukan di Patra Bandung Hotel.

GM Patra Bandung – Deni Somantri mengatakan, “Dari sampah-sampah yang dihasilkan di Patra Bandung ada beberapa tahapan seleksi yang dilakukan. Langkah pertama adalah memisahkan sumber sampah (sampah indoor dan outdoor) yang kemudian dilakukan lagi pemisahan antara sampah organik dan anorganik. Sampah organik terdiri dari sisa makanan di Restaurant dan Kitchen yang kemudian diolah dengan metode penguraian menggunakan maggot (lalat bsf), di mana hasilnya dapat dijadikan sebagai pupuk atau media taman. Sedangkan sampah kulit buah dan sisa-sisa buah diolah menjadi pupuk dengan metode Eco-enzyme dan Mol. Untuk sampah outdoor akan dimasukkan kedalam tong komposter yang kemudian diurai menjadi pupuk kompos.”

Deni melanjutkan, “Limbah anorganik akan dipilah menjadi 3 tahap, yaitu reuse, recycle dan residu. Untuk sampah recycle akan dijual kepada pengepul sampah, sampah reuse seperti slipper, shampoo dan bathfoam akan digunakan kembali setelah dilakukan tahap seleksi dan untuk sampah residu akan di buang ke TPA melalui pihak ke-3 yang sudah terdaftar di DLHK”.

Camat Coblong – Krinda Hamidipraja SH MSI mengungkapkan, “Tindakan Patra Jasa mengadakan TJSL dengan tema Pelatihan Dan Pengolahan Sampah Organik Menjadi Pupuk Kompos sudah sangat tepat. Dimana saat ini adalah masa-masa darurat sampah di Kota Bandung, dan kegiatan peduli lingkungan ini akan mendorong masyarakat untuk sadar akan pentingnya penanggulangan sampah.” 

Patra Jasa berkomitmen untuk terus melakukan kegiatan yang memberikan manfaat secara maksimal bagi masyarakat sekitar unit operasi, khususnya yang berhubungan dengan lingkungan.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement