REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah China dengan tegas menentang rencana pembangunan permukiman Israel yang berada di wilayah pendudukan Palestina.
"China menentang pembangunan permukiman Israel di wilayah pendudukan Palestina. China menentang perubahan sepihak terhadap status Yerusalem dan status quo yang telah dibentuk oleh sejarah," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin saat menyampaikan keterangan kepada media di Beijing, China beberapa waktu lalu.
Militer Israel pada Jumat (22/12) memerintahkan penduduk Al-Bureij, di Gaza tengah, untuk segera pindah ke selatan, menunjukkan fokus baru serangan darat yang telah menghancurkan bagian utara Jalur Gaza dan melakukan serangkaian serangan di selatan.
"Kami percaya bahwa masalah status Yerusalem harus diselesaikan melalui negosiasi oleh pihak-pihak terkait sesuai dengan resolusi PBB," tambah Wang Wenbin.
Ketika ketegangan Palestina-Israel terus meningkat dan risiko meluasnya konflik di Gaza membesar, Wang Wenbin mengatakan, pihak-pihak terkait harus berhati-hati.
"Kemudian juga menghindari tindakan apa pun yang dapat menyebabkan eskalasi atau membuat situasi menjadi tidak terkendali," ungkap Wang Wenbin.
Pemerintah Israel di bawah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah berjanji untuk memberantas Hamas, pasca Hamas melancarkan serangan pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menyandera 240 orang, menurut penghitungan Israel.
Namun pasukan Israel menyebabkan kematian 20.057 warga Palestina dan 53.320 lainnya terluka dalam serangan Israel sejak 7 Oktober. Israel mengatakan 140 tentaranya tewas.
Dalam laporan terbaru pertempuran pada Jumat, warga melaporkan penembakan tank Israel di wilayah timur Al-Bureij, yang menjadi sasaran perintah evakuasi militer terbaru.
Kantor berita Shehab yang berafiliasi dengan Hamas melaporkan penembakan besar-besaran dan serangan udara terhadap Jabalia al-Balad dan kamp pengungsi Jabalia, di Gaza utara, dan bahwa kendaraan Israel berusaha maju dari sisi barat Jabalia di tengah suara rentetan tembakan.
Serangan udara juga dilaporkan terjadi di Khan Yunis dan Rafah, di selatan. Badan PBB Program Pangan Dunia (WFP) melaporkan lebih dari 576.600 orang di daerah kantong Palestina yang terkepung di Gaza itu tengah menghadapi “bencana kelaparan (IPC Fase 5) dan kelaparan.”
Sementara itu, perundingan berlanjut pada Kamis untuk mencoba menghindari veto AS terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB, yang dirancang oleh Uni Emirat Arab, yang akan menuntut agar Israel dan Hamas mengizinkan "penggunaan semua rute darat, laut dan udara ke seluruh Gaza" untuk pengiriman bantuan kemanusiaan.
Pada Kamis malam di New York, setelah perundingan selama berpekan-pekan dan pemungutan suara tertunda selama berhari-hari, pemungutan suara oleh Dewan Keamanan ditunda lagi hingga Jumat, meskipun AS mengatakan pihaknya kini dapat mendukung rancangan resolusi yang diubah.
Perkembangan di Gaza
Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan dan Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi membahas perkembangan terkini di Gaza. Mereka melakukan pembicaraan lewat telpon.
Dilansir dari Anadolu Agency, Fidan dan Safadi bertukar pandangan mengenai resolusi Dewan Keamanan PBB tentang bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, kata sebuah sumber tersebut yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.
Di tengah pertanyaan yang terus berlanjut mengenai cara badan tersebut menangani krisis internasional, Dewan Keamanan PBB pada hari Kamis menunda pemungutan suara mengenai resolusi tersebut untuk keempat kalinya dalam minggu ini. Dewan beranggotakan 15 orang diperkirakan akan bertemu pada hari Jumat untuk memberikan suara pada resolusi yang diajukan oleh Uni Emirat Arab.
Dilaporkan mereka menyerukan langkah-langkah mendesak untuk memungkinkan pengiriman bantuan yang aman dan tanpa hambatan kepada warga sipil yang terkena dampak perang di Gaza. Negosiasi tertutup yang intens telah dilakukan sepanjang minggu oleh dewan untuk menghindari veto AS.
Jumlah korban tewas warga Palestina akibat serangan Israel di Jalur Gaza telah melonjak menjadi 20.057 orang sejak 7 Oktober, dengan sedikitnya 53.320 lainnya terluka menurut data Kementerian Kesehatan. Hampir 1.200 warga Israel diyakini tewas dalam serangan 7 Oktober, sementara lebih dari 130 sandera masih disandera.
Sejumlah negara terus mendesak perang dihentikan. Pasalnya, perang yang terus berkecamuk mengakibatkan krisis kemanusiaan kian parah. Sementara penyaluran bantuan seringkali mengalami hambatan.