Ahad 24 Dec 2023 12:14 WIB

Serangan Udara Turki Hancurkan 29 Sasaran Teror di Utara Irak

Serangan udara ini, dilaksanakan untuk menghentikan serangan terhadap Turki.

Dalam foto ini disediakan oleh Kementerian Pertahanan Korea Selatan, pesawat pengebom B-52H AS, tengah, dan jet tempur F-16 dan jet tempur F-35A Angkatan Udara Korea Selatan, kanan bawah, terbang di atas Semenanjung Korea selama latihan udara bersama di Korea Selatan Korea, Jumat (14/4/2023). Korea Utara mengatakan pada hari Jumat bahwa pihaknya melakukan uji terbang rudal balistik antarbenua berbahan bakar padat untuk pertama kalinya, kemungkinan terobosan dalam upayanya untuk memperoleh senjata yang lebih kuat dan sulit dideteksi yang menargetkan benua Amerika Serikat.
Foto: South Korea Defense Ministry via AP
Dalam foto ini disediakan oleh Kementerian Pertahanan Korea Selatan, pesawat pengebom B-52H AS, tengah, dan jet tempur F-16 dan jet tempur F-35A Angkatan Udara Korea Selatan, kanan bawah, terbang di atas Semenanjung Korea selama latihan udara bersama di Korea Selatan Korea, Jumat (14/4/2023). Korea Utara mengatakan pada hari Jumat bahwa pihaknya melakukan uji terbang rudal balistik antarbenua berbahan bakar padat untuk pertama kalinya, kemungkinan terobosan dalam upayanya untuk memperoleh senjata yang lebih kuat dan sulit dideteksi yang menargetkan benua Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Serangan udara Turki menghancurkan 29 sasaran teror di utara Irak serta Suriah, dan banyak teroris yang sudah "dinetralisasi", menurut Kementerian Pertahanan Turki, Sabtu (23/12/2023). Sasaran tersebut, termasuk gua, tempat berlindung, bunker dan gudang, dihancurkan pada pukul 22.00 waktu setempat, kata kementerian. 

Menurut "penilaian", kata kementerian itu, teroris-teroris senior berada di beberapa sasaran tersebut. Serangan udara ini, dilaksanakan untuk "menghentikan serangan-serangan teroris terhadap Turki dan pasukan keamanan Turki di Irak utara dan Suriah dengan menetralisasi para anggota kelompok teror PKK dan elemen teroris lainnya," kata kementerian.

Baca Juga

Serangan tersebut, ujar kementerian, juga dilakukan untuk memastikan keamanan perbatasan sejalan dengan dengan hak pertahanan diri yang sah berdasarkan Pasal 51 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). "Amunisi buatan Turki digunakan semaksimal mungkin," kata Kemenhan. 

Pihak berwenang Turki menggunakan istilah "netralisasi" untuk menyiratkan bahwa para teroris tersebut telah menyerah, tewas, atau ditangkap. Teroris-teroris PKK sering bersembunyi di Irak utara untuk merencanakan serangan lintas batas di Turki.

"Selama operasi ini, setiap tindakan pencegahan diambil untuk melindungi warga sipil yang tidak bersalah, pihak kawan, bangunan bersejarah dan budaya, serta lingkungan dari bahaya apa pun," menurut pernyataan kementerian tersebut.

Selama lebih dari 35 tahun melancarkan teror terhadap Turki, PKK dianggap sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kematian lebih dari 40 ribu orang, termasuk perempuan, anak-anak, dan bayi. Oleh Turki, Amerika Serikat (AS), dan Uni Eropa, PKK dimasukkan ke dalam daftar organisasi teroris. 

 

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement