REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE), Mohammad Faisal, setuju kalau Indonesia memiliki potensi untuk jadi negara peringkat pertama dalam ekonomi syariah atau State of the Global Islamic Economy (SGIE). Faisal menilai sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, Indonesia layak menempati urutan pertama.
"Berdasarkan laporan SGIE itu kita nomor 4. Di bawah Malaysia, Arab Saudi dan UEA. kita harus sadar kita belum nomor satu tapi dalam top 5. Apa yang harus didorong lagi karena mestinya dengan negara populasi muslim terbesar di dunia kita mestinya layak jadi nomor satu," kata Faisal, kepada Republika.co.id, Ahad (24/12/2023).
Agar Indonesia dapat jadi negara teratas dalam ekonomi syariah, Faisal mencatat ada beberapa sektor yang harus didorong oleh pemimpin bangsa. Di antaranya di sektor pariwisata syariah dan keuangan syariah.
Industri keuangan syariah di Indonesia menurut Faisal masih jalan di tempat. Karena industri keuangan syariah masih kalah dan berada di bawah bayang-bayang bank konvensional atau bank umum.
Faisal menyarankan pemimpin yang akan terpilih 5 tahun ke depan dapat memperkuat sektor pengelolaan keuangan syariah supaya instrumen syariah lain dapat mengikutinya.
"Untuk memperkuat industri syariah, bank syariah juga harus diperkuat," ucap Faisal.
Saat ini keunggulan Indonesia dalam ekonomi syariah lanjut Faisal adalah dalam pengelolaan industri makanan, minuman dan fashion syariah. "Agar bisa jadi negara ekonomi syariah nomor satu, kita harus fokus mendorong sektor yang masih ketinggalan," kata Faisal menambahkan.
Sebelumnya diberitakan Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MEA), Erick Thohir, mengapresiasi cawapres nomor urut dua, Gibran Rakabuming Raka...