Senin 25 Dec 2023 06:34 WIB

Netanyahu Akui Israel Terpukul Akibat Peperangan di Jalur Gaza 

IDF mengumumkan bahwa dalam 24 jam terakhir, sebanyak 14 tentara mereka tewas.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Setyanavidita livicansera
Bangunan hancur di kamp pengungsi Al Nusairat di Jalur Gaza selatan, Ahad (24/12/2023). Lebih dari 20 ribu warga Palestina dan setidaknya 1.300 warga Israel tewas.
Foto: EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Bangunan hancur di kamp pengungsi Al Nusairat di Jalur Gaza selatan, Ahad (24/12/2023). Lebih dari 20 ribu warga Palestina dan setidaknya 1.300 warga Israel tewas.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengakui negaranya menanggung konsekuensi berat akibat pertempuran melawan Hamas di Jalur Gaza. Namun Netanyahu kukuh akan melanjutkan peperangan di sana. “Perang ini menimbulkan konsekuensi yang sangat berat bagi kita. Tapi. kita tidak punya pilihan selain terus berjuang,” kata Netanyahu dalam rapat kabinet membahas situasi di Gaza, Ahad (24/12/2023), dikutip laman Anadolu Agency.

Pada Ahad, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengumumkan bahwa dalam 24 jam terakhir, sebanyak 14 tentara mereka tewas dalam konfrontasi dengan kelompok perjuangan Palestina di Gaza. “Ini adalah pagi yang sulit, setelah hari yang sangat sulit dalam pertempuran di Gaza,” ucap Netanyahu.

Baca Juga

Menurut IDF, sebanyak 486 tentara mereka telah tewas sejak pertempuran di Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023. Kendati demikian, dalam rapat kabinet pada Ahad kemarin, Netanyahu menegaskan tidak akan menghentikan perang di Gaza.

“Kita melanjutkan dengan kekuatan penuh hingga akhir, hingga kemenangan, hingga kita mencapai semua tujuan kita, penghancuran Hamas, kembalinya para sandera kita, dan memastikan bahwa Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi negara Israel,” kata Netanyahu kepada para menterinya.

Hingga saat ini Israel masih terus menggempur Gaza. Sedikitnya 20.400 penduduk Gaza telah terbunuh sejak Israel memulai agresinya pada 7 Oktober 2023. Sementara korban luka melampaui 54 ribu orang. Selain itu, diperkirakan terdapat sekitar 7.000 jenazah yang diyakini masih tertimbun reruntuhan bangunan di Gaza. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement