Senin 25 Dec 2023 07:05 WIB

Dosen Ekonomi UMM Tanggapi Topik Debat Cawapres RI

Lontaran pertanyaan berupa istilah dari Gibran dinilai membuat debat makin panas.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Fuji Pratiwi
Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar (kiri), cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka (tengah), dan cawapres nomor urut 3 Mahfud MD (kanan) usai mengikuti debat cawarpres, Jumat (22/12/2023).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar (kiri), cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka (tengah), dan cawapres nomor urut 3 Mahfud MD (kanan) usai mengikuti debat cawarpres, Jumat (22/12/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Dosen Program Studi (Prodi) Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Setyo Wahyu, turut menanggapi gagasan dan pemikiran yang disampaikan tiga calon wakil presiden (cawapres) dalam debat pilihan presiden 2024 pada 22 Desember. 

Ia menyoroti penjelasan Muhaimin Iskandar yang menjelaskan mengenai prioritas dalam pembangunan fiskal melibatkan investasi swasta. Ini menjadi bentuk rencana pembangunan 40 kota selevel Jakarta. 

Baca Juga

Menurut Setyo, pemerataan wilayah sebaiknya dilakukan dengan konsisten dan memerlukan sasaran yang tepat. "Utamanya dalam penggunaan kebijakan fiskal dalam bentuk belanja fiskal melalui penguatan investasi terukur," ungkap Setyo, kemarin.

Dalam jangka pendek, pembangunan fisik dapat mendorong kegiatan ekonomi melalui investasi infrastruktur di wilayah tertentu dan sekitarnya. Kemudian dapat mendorong perdagangan antarwilayah dan penciptaan kesempatan kerja. Prioritas alokasi dana fiskal yang tepat sasaran, terencana, terukur dan syarat atas evaluasi kinerja juga diperlukan. 

Setyo juga mengomentari istilah State of the Global Islamic Economy (SGIE) yang sempat membuat debat semakin panas. Menurutnya, SGIE merupakan bentuk dari keberanian Indonesia dan lompatan positif didalam pengembangan ekonomi Islam di Indonesia mulai sektor modest fashion, islamic finance, dan Muslim friendly travel. Namun, sektor lainnya seperti makanan, media recreation, farmasi, dan kosmetik dirasa belum cukup di pasar global. 

Ia juga menyinggung terkait Gibran Rakabuming Raka yang menyoal pertumbuhan ekonomi berkualitas hingga hilirisasi berkelanjutan. Begitupun dengan IKN dan peran anak muda dalam perekonomian.

Setyo menjelaskan, dalam proses migrasi ekonomi akan ada perpindahan. Tidak hanya penduduk dan manusia, tetapi juga faktor-faktor ekonomi lain seperti modal, tenaga kerja, dan teknologi.

Selain itu, Indonesia kini mengalami bonus demografi usia produktif. Sebab itu, ini diharapkan mendorong penggunaan IPTEK sebagai syarat atas keterlibatan kemajuan teknologi dalam perekonomian.

Ia setuju bahwa percepatan ekonomi dengan keberadaan IKN akan memunculkan investor baru yang turut andil dalam pengembangan pengoprasian dan komersialisasi wilayah IKN. Misalnya di dalam percikan ledakan ekonomi yang menciptakan kawasan sentral ekonomi hingga percepatan kawasan inti modal. "Ke depan, kawasan urban fringe juga akan merasakan dampak percepatan ekonomi. Kawasan ini memiliki karakteristik daya dukung kawasan inti," kata Setyo menjelaskan.

Dalam debat itu, Setyo juga memperhatikan Profesor Mahfud MD. yang menjabarkan program unggulan paslon urut tiga. Hal ini terutama terkait upaya menciptakan rasa aman berekonomi dengan menciptakan lapangan pekerjaan, peningkatan taraf hidup masyarakat, peduli atas kesehatan, hingga menguatkan program sarjana dalam satu keluarga miskin. Kemudian kesetaraan gender serta disabilitas, hingga peningkatan kualitas buruh dan UMKM.

Setyo menilai, ketiga calon wakil presiden memiliki kapasitas masing-masing. Hal tersebut tergambar dengan baik di visi dan misi dari masing-masing calon. Mulai dari bidang hukum, kesehatan, kemakmuran dan lainnya.

Pemilu 2024 juga menarik karena akan didominasi oleh masyarakat jenjang usia produktif yang memiliki wawasan luas dan keahlian digital. Aspek ini tentu akan memudahkan masyarakat untuk menentukan profil pimpinan di Pemilu 2024 yang sesuai dengan hati nurani masyarakat Indonesia.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement