Senin 25 Dec 2023 13:30 WIB

Pinjaman Bank Dinilai Masih Berpihak Pada Sektor Penghasil Polusi

Bank dinilai memiliki peran kunci dalam kurangi stabilitas keuangan dari emisi.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Bank-bank telah memberikan pinjaman secara tidak proporsional kepada sektor-sektor dengan tingkat polusi tinggi.
Foto: www.freepik.com
Bank-bank telah memberikan pinjaman secara tidak proporsional kepada sektor-sektor dengan tingkat polusi tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah laporan dari Bank Sentral Eropa (ECB) mengungkap bahwa bank-bank telah memberikan pinjaman secara tidak proporsional kepada sektor-sektor dengan tingkat polusi tinggi. Laporan ini terungkap setelah para pengawas mengancam akan memberikan denda harian kepada para pemberi pinjaman yang tidak mengindahkan perubahan iklim.

Laporan ECB ini diterbitkan tepat setelah konferensi COP28 di Dubai yang menyerukan transisi dari bahan bakar fosil. "Bank-bank memiliki peran kunci dalam mengurangi risiko stabilitas keuangan dari emisi,” kata laporan yang ditulis bersama oleh ECB dan pengawas stabilitas Uni Eropa, European Systemic Risk Board.

Baca Juga

Melalui laporan ini, pengawasa dan ECB mengancam akan menghukum bank-bank yang asetnya menimbulkan masalah perubahan iklim. Ini dilakukan sebagai upaya untuk memastikan sistem keuangan membantu transisi menuju energi yang lebih ramah lingkungan.

Laporan ini menunjukkan bahwa sebuah alat kebijakan yang sudah ada, yang dikenal sebagai systemic risk buffer, dapat digunakan untuk menargetkan persyaratan modal ekstra untuk membantu lingkungan. Ini secara efektif membuatnya lebih mahal untuk memberikan pinjaman kepada perusahaan-perusahaan minyak atau hipotek untuk rumah-rumah yang rawan banjir.

Pengawas perbankan ECB, Frank Elderson, juga telah mengancam akan memberi hukuman finansial kepada bank-bank yang gagal memperhitungkan risiko iklim dalam transaksinya. Dan temuan-temuan baru ini disambut baik oleh mereka yang ingin mendorong investasi yang bertanggung jawab.

“Laporan ECB menggarisbawahi peran penting bank dan perusahaan asuransi dalam menangani risiko-risiko keuangan yang berkaitan dengan iklim dan alam, menekankan perlunya pendekatan holistik di seluruh sektor keuangan," ujar seorang juru bicara ShareAction, sebuah badan amal di Inggris yang beranggotakan Oxfam dan Greenpeace, seperti dilansir Euro News, Senin (25/12/2023).

Berita ini muncul setelah para anggota parlemen Uni Eropa menyetujui peraturan baru mengenai uji tuntas keberlanjutan perusahaan, yang menurut ShareAction, merupakan sebuah langkah ke arah yang benar. Aturan tersebut mengharuskan para pemodal untuk mengintegrasikan perubahan iklim ke dalam pengambilan keputusan.

Dalam sebuah blog yang juga diterbitkan hari ini, para pejabat ECB menguraikan implikasi kenaikan suhu untuk tugas utama mereka dalam mengendalikan inflasi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement