Senin 25 Dec 2023 09:08 WIB

RSUD Bantul Antisipasi Lonjakan Covid-19 Selama Libur Nataru

Sebanyak 38 tempat tidur disiapkan untuk pelayanan isolasi pasien.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Yusuf Assidiq
Konferensi pers di RSUD Panembahan Senopati, Kabupaten Bantul.
Foto: Idealisa Masyrafina
Konferensi pers di RSUD Panembahan Senopati, Kabupaten Bantul.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panembahan Senopati, Kabupaten Bantul, DIY, melakukan serangkaian antisipasi lonjakan kasus Covid-19 selama musim libur Natal dan Tahun Baru.

Direktur RSUD Panembahan Senopati, dr Atthobari menjelaskan,  pihaknya telah menyiagakan sebanyak 38 tempat tidur untuk pelayanan isolasi pasien apabila adanya kasus lonjakan Covid-19.

"Total kalo ada lonjakan Covid-19 kita menyiagakan kurang lebih ada 38 tempat tidur," ujar dr. Atthobari dalam konferensi pers di RSUD Panembahan Senopati.

Ia memaparkan, sebanyak 38 tempat tidur tersebut berasal dari 22 tempat tidur yang disiapkan sebagai antisipasi awal. Rinciannya, jumlah itu berasal dari ruang isolasi reguler di Ruang Baladewa dengan kapasitas empat tempat tidur dan Bangsal 5 dengan kapasitas 18 tempat tidur.

Kemudian apabila terjadi lonjakan kasus, RSUD akan menambah 16 tempat tidur lagi yang berasal dari unit instalasi lain. "Penyiagaan ruang isolasi di masing-masing unit atau instalasi. Total ada 10 tempat tidur dan enam tempat tidur yang non rawat inap, baik IGD, ruang tindakan persalinan, dan hemodialisa," jelasnya.

Tidak hanya itu, pihaknya juga melakukan mitigasi pengalihan ruang rawat inap lainnya terjadi lonjakan kasus yang lebih besar lagi, mengingat mobilitas yang tinggi selama musim liburan Nataru.

Adapun selama cuti bersama libur Natal pada 25-26 Desember 2023 dan Tahun Baru 1 Januari 2024, pelayanan poliklinik dan rehabilitasi di RSUD Panembahan Senopati akan tutup. Sedangkan pelayanan IGD akan tetap buka 24 jam, dan pelayanan hemodialisa dan kemoterapi berjalan sesuai jadwal.

Sementara itu, RSUD Panembahan Senopati saat ini merawat empat pasien Covid-19 yang memiliki penyakit bawaan atau pasien komorbid. Skrining pasien covid untuk saat ini hanya dilakukan pada pasien yang akan melakukan tindakan operasi juga pasien yang akan dipindahkan ke ruang rawat inap.

"Skrining kepada masyarakat umum belum melakukan, karena kita masih tahap kewaspadaan dan belum ada regulasi atau instruksi tindakan skrining, baru khusus pada pasien-pasien tersebut," kata dr Atthobari.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement