Senin 25 Dec 2023 16:21 WIB

Cromboloni Digandrungi Penikmat Kuliner, Ini Titik Kritis Halal yang Perlu Diperhatikan

Cromboloni menjadi salah satu makanan yang viral akhir-akhir ini.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Qommarria Rostanti
Cromboloni. Ada beberapa titik kritis kehalalan cromboloni yang perlu umat Islam perhatikan.
Foto: IG Monsieur Spoon
Cromboloni. Ada beberapa titik kritis kehalalan cromboloni yang perlu umat Islam perhatikan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cromboloni menjadi salah satu panganan yang viral beberapa waktu belakangan ini. Banyak orang yang penasaran seperti apa rasanya hingga rela antre membelinya di beberapa toko yang menjualnya.

Istilah cromboloni merujuk pada perpaduan antara croissant dan bomboloni. Bomboloni merupakan kreasi donat asal Italia yang di dalamnya terdapat isian selai.

Baca Juga

Bagi umat Islam, sebaiknya jangan ikut-ikutan tren tanpa mengetahui apakah sebuah makanan yang sedang populer halal atau tidak. Untuk bomboloni, ada beberapa titik kritis kehalalan yang perlu diperhatikan.

Founder Halal Corner Aisha Maharani melalui Instagram @aishamaharani mengajak umat Islam untuk mengecek bahan-bahan yang digunakan untuk membuat cromboloni. Apa saja yang harus diperhatikan?

1. Tepung terigu

Terigu masa kini diperkaya dengan vitamin agar hasilnya lebih bagus dan teksturnya halus. “Vitamin dalam penyimpanannya menggunakan penyalut yang berasal dari gelatin. Gelatin harus jelas sumbernya apakah berasal dari sapi atau babi?,” tulis Aisha. 

Selain itu, juga ada zat yang bernama sistein di dalam komposisi terigu yang fungsinya mengembangkan adonan. Sistein biasanya berasal dari bulu bebek. “Dalam perkembangan teknologi pangan, ternyata sistein pun bisa didapatkan dari rambut manusia dan bulu babi”.

2. Ragi

Menurut Aisha, ragi sebenarnya adalah jasad renik atau mikroorganisme. Jenisnya adalah Saccharomyces cerevisiae. 

Ragi akan dapat tumbuh jika air hadir dalam jumlah cukup, serta adanya gula sebagai sumber makanan bagi ragi.

“Yang perlu diperhatikan dalam ragi adalah anti caking (anti gumpal) terutama bagi ragi yang bersifat kering. Anti gumpal berfungsi untuk menjaga ragi instan kering agar tidak menggumpal selama proses penyimpanan,” tulisnya. 

3. Gula pasir

Aisha menyebut, bahan ini sering dipermasalahkan kehalalannya. Itu karena senyawa yang sering digunakan sebagai pemutih atau pemucat gula pasir adalah arang (karbon) aktif. 

“Arang aktif ini terkadang juga dipakai sebagai filter penyaring air. Arang aktif ini bisa bersumber dari tulang babi,” tulis Aisha. 

4. Telur

“Telur dalam standar halal disebut daftar bahan positif atau halal,” ujarnya. 

5. Margarin

Dia menjelaskan sering kali bahan pengemulsi, bahan penstabil, bahan pewarna, dan penambah aroma (flavor) ditambahkan ke dalam proses pembuatan margarin (skala industri). “Apabila bahan-bahan yang dipakai tersebut berasal dari bahan halal tentu tidak masalah. Namun apabila berasal dari produk hewani, maka harus dipastikan dari hewan halal atau hewan haram,” kata dia.

6. Garam

Garam sama halnya dengan telur, yaitu bahan ini masuk daftar bahan positif atau halal. 

7. Susu cair

Menurut Aisha, susu cair yang biasa digunakan biasanya adalah susu UHT. Dia mengatakan biasanya susu yang disterilisasi ini tidak selamanya menggunakan susu cair sepenuhnya. Bisa juga memakai campuran susu rekombinasi. 

“Susu rekombinasi adalah susu yang dibuat dengan cara mencampurkan susu skim dengan lemak susu. Tidak tertutup kemungkinan susu rekombinasi dibuat dengan mencampurkan bukan hanya susu skim dan lemak susu, melainkan juga whey, sementara statusnya masih syubhat," kata dia.

8. Korsvet slice

Lemak yang berguna untuk membentuk lapisan pada adonan flaky pastry (croissant, danish, atau puff pastry) merupakan korsvet. “Korsvet ini berasal dari lemak hewan, biasanya babi, sapi, minyak ikan. Maka, pastikan kehalalan bahan ini,” tulis Aisha. 

9. Filling atau topping

Filling adalah pengisi di dalam roti. Isian bisa daging, buah, dan lain-lain. “Jika dari hewani harus jelas hewan yang halal dan sembelihannya juga halal, sedang nabati harus jelas apakah ada bahan tambahan dalam prosesnya atau tidak,” tulis Aisha. 

Sementara itu, topping adalah lapisan luar pada bakery. Sama halnya dengan filling, topping mesti jelas kehalalannya. 

10. Kuas

Fungsi kuas di sini sebagai pengoles loyang atau pun bakery yang akan dipanggang. Aisha menyebutkan kuas dari bulu binatang lebih halus tapi harus dipastikan jenis hewan apa. Jangan sampai menggunakan kuas dari bulu hewan yang diharamkan dan najis. 

“Alternatif lainnya adalah menggunakan kuas dari silikon,” kata dia. 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement