REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Iran pada Senin membantah bahwa mereka menyerang sebuah kapal tanker komersial milik Jepang di Samudra Hindia pada akhir pekan, dengan juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran menyebut tuduhan pemerintah Amerika Serikat "tidak berdasar."
Departemen Pertahanan AS, Pentagon, mengatakan bahwa kapal kimia berbendera Liberia yang dioperasikan oleh Belanda tersebut diserang sekitar 370 kilometer lepas pantai India "dengan serangan pesawat tak berawak satu arah yang ditembakkan dari Iran."
Wall Street Journal melaporkan bahwa kapal tersebut terkait dengan seorang miliarder Israel bernama Idan Ofer. Iran mendukung kelompok militan Palestina Hamas, yang telah terlibat dalam perang dengan Israel sejak 7 Oktober, dan pemberontak Houthi pro-Iran di Yaman, yang telah berulang kali menyerang kapal komersial di Laut Merah.
Seorang komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) elite Iran mengancam akan menutup jalur rute pelayaran laut lainnya jika Israel melanjutkan serangan daratnya di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas.
Duta besar Israel untuk India mengecam tindakan Iran, dengan mengatakan dalam sebuah unggahan di platform X, Ahad (24/12), bahwa "serangan yang diprakarsai Iran terhadap pelayaran internasional ini seharusnya tidak mengejutkan."
Kapal tanker tersebut, yang membawa 20 warga India dan seorang warga Vietnam, telah meninggalkan Arab Saudi pada Selasa dan menuju ke Mangalore, barat daya India, menurut Departemen Pertahanan AS dan Penjaga Pantai India.
Tidak ada laporan mengenai korban jiwa, kata mereka. Setelah serangan tersebut, kapal memutuskan untuk menuju Mumbai untuk perbaikan dan menilai kerusakan dengan bantuan Penjaga Pantai India.