Selasa 26 Dec 2023 11:15 WIB

Fahri Hamzah Ajak Rakyat Indonesia Menangkan Prabowo-Gibran Satu Putaran

Dua pasangan lain dinilai menunjukkan sikap yang tak jelas.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Fernan Rahadi
Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah sebelum rapat konsolidasi Koalisi Indonesia Maju di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Rabu (20/9/2023) malam.
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah sebelum rapat konsolidasi Koalisi Indonesia Maju di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Rabu (20/9/2023) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah mengajak rakyat Indonesia untuk membulatkan tekad memilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Dengan percaya diri, ia mengatakan bahwa ada rasa optimisme bahwa pasangan tersebut dapat memenangkan pemilihan presiden (Pilpres) 2024 dalam satu putaran.

"Sekali putaran saja, 50 hari lagi. Tuntaskan transisi ini untuk memasuki Indonesia Emas 2045. Ini saatnya negeri kita," ujar Fahri lewat keterangannya, Senin (25/12/2023).

Baca Juga

Prabowo-Gibran dinilainya sebagai pasangan yang tepat untuk memimpin Indonesia pada periode 2024-2029. Konsep pasangan nomor urut 2 itu sangat jelas, yakni melanjutkan keberhasilan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Juga akan melengkapi dan menyempurnakan program-program pembangunan yang sudah ada, salah satunya melanjutkan mega proyek ibu kota negara," ujar Fahri.

Hal tersebutlah yang membuat Prabowo-Gibran mantap menghadapi Pilpres 2024. Apalagi ia melihat dua pasangan calon lainnya, justru menunjukkan sikap yang tak jelas terkait gagasan yang akan dibawa ketika memimpin Indonesia.

"Rakyat itu perlu kemantapan sebagai jaminan masa depannya. Jadi, mohon maaf kalau teman-teman emosi dengan fakta ini. Masalahnya, yang 1 dan 3 tidak mau perbaiki posisinya yang salah sejak awal," ujar mantan wakil ketua DPR itu.

Sebelumnya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengambil salah satu kesimpulan dari debat calon presiden (capres) sesi pertama yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU). Satu kesimpulan itu adalah Prabowo yang menunjukkan bahwa dirinya bukanlah Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Pak Prabowo itu bukan Pak Jokowi dan dari sisi spiritnya, sisi kebijakannya, itu berbeda. Bahkan tidak tegas ketika menjawab terkait hal yang sangat fundamental, yaitu melindungi seluruh rakyat indonesia agar tidak terjadi kekerasan, agar tidak terjadi pelanggaran HAM," ujar Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto di Kantor Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Jakarta, Rabu (13/12/2023).

Hal berbeda yang ditunjukkan oleh Ganjar Pranowo, ketika menyampaikan komitmennya dalam penyelesaian kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) pada masa lalu. Termasuk menghadirkan kepastian hukum, pemberantasan korupsi, dan peningkatan pelayanan publik.

Usai debat tersebut, ia juga mengungkapkan rasa optimisme dari TPN Ganjar-Mahfud dalam menghadapi pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Meskipun sejumlah hasil survei menunjukkan penurunan elektabilitas pasangan nomor urut 3 itu.

Hasto yakin, forum debat kemarin akan menjadi momentum titik balik masyarakat untuk semakin yakin memilih Ganjar-Mahfud. Ia pun kembali menyinggung Prabowo yang seakan ingin meniru cara Jokowi, tapi pada akhirnya tak akan bisa. "Jadi maunya meniru hasilnya berbeda. Hasilnya Pak Ganjar yang seperti Pak Jokowi," ujar Hasto.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement