Selasa 26 Dec 2023 15:31 WIB

Indikator: Gibran the Beauty of Being Underdog, Anies Unggul Debat Capres

Debat capres tidak terlalu memberikan efek elektoral terhadap ketiga kandidat.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Erik Purnama Putra
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Indikator Politik Indonesia merekam pendapat publik terkait debat calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) pada 12 Desember dan 22 Desember 2023. Dari hasil survei terkait debat cawapres, Gibran Rakabuming Raka dianggap masyarakat tampil baik dan dominan dengan angka 56,2 persen.

Di bawahnya ada, cawapres nomor urut 3 Mahfud MD meraih 24,2 persen dan pasangan dari Anies Rasyid Baswedan, Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin di angka 12,3 persen. Sedangkan, yang menyatakan tidak tahu atau tidak jawab sebesar 7,3 persen.

Baca Juga

"Kalau kita tanya, siapa yang dianggap seusai menonton debat cawapres ini yang unggul, yang tampil baik dalam debat tersebut? Mayoritas menganggap Gibran sebagai pemenangnya," ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi lewat rilis daringnya di Jakarta, Selasa (26/12/2023).

Pasangan dari Prabowo Subianto tersebut juga dianggap publik sebagai cawapres yang paling bagus menyampaikan program kerjanya di angka 42,9 persen. Mahfud di peringkat kedua dengan 25,3 persen, dan Muhaimin dengan 19,7 persen.

Gibran juga dinilai mayoritas responden sebagai cawapres yang paling bagus menyampaikan pendapat, dengan angka 45,8 persen. Sedangkan Mahfud 30,2 persen dan Muhaimin 13,9 persen.

Tingginya sentimen positif terhadap Gibran, menurut Burhanuddin, terjadi karena cawapres nomor urut 2 itu adalah sosok yang tidak diunggulkan atau underdog dibandingkan dua lawannya. Apalagi Mahfud dan Muhaimin dipandang sebagai sosok yang lebih berpengalaman.

"Mungkin karena ekspektasi terhadap Gibran sebelum debat itu terlalu rendah. Jadi ini the beauty of being underdog, itu adalah kalau orang diposisikan sebagai underdog itu enak," ujar Burhanuddin.

"Karena kalau jelek, orang akan bilang 'Wah wajar, jelek, underdog, anak ingusan', tapi kalau bagus dikit wah langsung dianggap bagus. Apalagi kemaren menurut responden kami, bukan hanya dianggap bagus dikit, dianggap dominan," kata Burhanuddin menambahkan.

Kendati demikian, ia menjelaskan, debat cawapres tidak terlalu memberikan efek elektoral terhadap ketiga pasangan calon. Sebab dari 35,9 persen publik yang menonton cawapres, mereka pada dasarnya sudah memiliki pilihan politiknya pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

"Orang nonton debat itu sudah punya iman elektoral, dia udah punya preferensi. Tidak kemudian orang nonton debat, kaya tabula rasa, kosong melompong, lalu terpengaruh, secara umum nggak seperti itu," ujar Burhanuddin.

Anies pemenang debat capres...

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement