REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto angkat bicara ihwal gelombang pengungsi Rohingya yang terus berdatangan ke Provinsi Aceh. Menurut dia, permasalahan pengungsi Rohingya yang terus berdatangan dari Myanmar ke Indonesia, khususnya Aceh adalah permasalahan dunia karena menyangkut beberapa negara.
"Tentu Indonesia, kita harus mendekatinya dengan suatu sikap dan pendekatan yang integralistik. Kita koordinasi dengan badan-badan internasional, dengan PBB dan sebagainya," kata Prabowo kepada wartawan usai menghadiri acara peringatan tsunami Aceh di Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh, Selasa (26/12/2023).
Kendati begitu, kata dia, pemerintah dalam menyelesaikan masalah pengungsi Rohingya ini harus mengutamakan kepentingan rakyat Indonesia. Pemerintah Indonesia tidak bisa menanggung sendiri beban untuk membiayai pengungsi Rohingya pada saat rakyat Indonesia sendiri masih banyak yang hidup miskin.
"Tentunya kita harus mengutamakan kepentingan rakyat kita sendiri dan kepentingan nasional kita. Masih banyak rakyat kita yang hidupnya masih susah, jadi tidak begitu fair kalau kita harus menerima semua pengungsi itu menjadi beban kita," ujar ketua umum DPP Partai Gerindra tersebut.
Prabowo memahami, pemerintah dan rakyat Indonesia punya rada solidaritas untuk membantu para pengungsi Rohingya. Namun, kepedulian itu tak boleh mengesampingkan nasib rakyat Indonesia sendiri.
"Jadi, ini perlu pendekatan yang integralistik, tapi sekali lagi di ujungnya kita harus menjaga kepentingan bangsa kita dan rakyat kita," kata capres nomor urut 2 tersebut.
Pada pertengahan Desember 2023, sebanyak 50 pengungsi Rohingya tiba di kawasan pesisir di Aceh Timur. Kedatangan mereka hanyalah satu dari sekian kali gelombang kedatangan pengungsi Rohingya ke Aceh sejak November 2023.
Hingga saat ini, imigran Rohingya yang mendarat di Provinsi Aceh tercatat 1.734 orang. Mereka saat ini ditampung di sejumlah lokasi di provinsi ujung barat Indonesia tersebut.
Kehadiran ribuan pengungsi Rohingya itu belakangan menimbulkan ketegangan sosial. Warga lokal mendesak pemerintah untuk memindahkan para pengungsi itu ke tempat lain karena merasa terganggu.