Selasa 26 Dec 2023 22:53 WIB

Bangun Pabrik Chip dekat Gaza, Israel Beri Hibah 3,2 Miliar Dolar AS untuk Intel

Pabrik ini rencananya akan dibangun di Israel selatan.

Logo perusahaan produsen chip, Intel.
Foto: EPA-EFE/RITCHIE B. TONGO
Logo perusahaan produsen chip, Intel.

REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM -- Pemerintah Israel setuju untuk memberikan Intel hibah sebesar 3,2 miliar dolar AS untuk pabrik chip baru dengan nilai investasi total mencapai 25 miliar dolar AS. Pabrik ini rencananya akan dibangun di Israel selatan. Hal ini diungkapkan pada Selasa (26/12/2023) dan merupakan investasi terbesar yang pernah dilakukan oleh sebuah perusahaan di Israel.

Kabar ini muncul ketika Israel masih terlibat perang dengan Hamas. Hal ini juga merupakan bentuk dukungan besar dari sebuah perusahaan besar asal Negeri Paman Sam itu. Saham Intel, yang memiliki kurang dari 10 persen tenaga kerja globalnya di Israel, dibuka naik 2,73 persen di Nasdaq.

Baca Juga

Rencana perluasan pabrik chip di Kiryat Gat yang terletak 42 km dari Gaza yang dikuasai Hamas merupakan bagian penting dari upaya Intel untuk mendorong rantai pasokan global yang lebih tangguh. "Di samping upaya berkelanjutan dan berkelanjutan perusahaan merencanakan investasi manufaktur di Eropa dan Amerika Serikat," kata Intel dalam sebuah pernyataan.

Di bawah CEO Pat Gelsinger, Intel telah menginvestasikan miliaran dolar dalam membangun pabrik di tiga benua untuk mengembalikan dominasinya dalam pembuatan chip dan bersaing lebih baik dengan pesaingnya AMD, Nvidia, dan Samsung. Pabrik baru di Israel ini merupakan investasi terbaru pembuat chip AS tersebut dalam beberapa tahun terakhir.

“Dukungan dari pemerintah Israel akan … memastikan bahwa Israel tetap menjadi pusat teknologi dan talenta semikonduktor global,” kata Wakil Presiden Intel Daniel Benatar.

Intel sebelumnya telah menerima sekitar 2 miliar dolar AS dalam 50 tahun terakhir dalam bentuk hibah Israel untuk fasilitas lain di sana. Wakil Direktur Jenderal Otoritas Investasi Israel Ofir Yosefi mengatakan, Intel memilih tingkat hibah dan pajak yang lebih tinggi daripada tawaran hibah yang lebih rendah dan tarif pajak yang lebih rendah.

Dia mengatakan kepada Reuters bahwa prosesnya memakan waktu berbulan-bulan karena hibah sebesar itu memerlukan peninjauan dan analisis independen agar layak secara ekonomi. Israel bertekad akan memperoleh manfaat fiskal dan ekonomi yang jauh lebih tinggi.

“Investasi ini, pada saat Israel mengobarkan perang melawan kejahatan, perang di mana kebaikan harus mengalahkan kejahatan, adalah investasi pada nilai-nilai yang benar dan benar yang berarti kemajuan bagi umat manusia,” kata Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement