Rabu 27 Dec 2023 15:22 WIB

Jumlah Titik Panas di Kaltim Bertahan

Upaya memadamkan terus dilakukan.

Kebakaran hutan (ilustrasi).
Foto: ANTARA FOTOANTARA FOTO/Auliya Rahman
Kebakaran hutan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Jumlah titik panas di Provinsi Kaltim pada Senin (25/12/2023) dan Selasa (26/12/2023) tetap bertahan di 34 titik dengan perubahan pada lokasi, yang sebelumnya tersebar di empat kabupaten, tetapi pada Selasa tersebar di satu kota dan tiga kabupaten.

"Sebanyak 34 titik panas yang terpantau, Senin, tersebar di empat kabupaten, yakni Paser (1), Kutai Barat (1), Kutai Timur (23), dan Kutai Kartanegara (9)," kata Koordinator Bidang Data Stasiun Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan BMKG Balikpapan Diyan Novrida di Balikpapan, Rabu.

Baca Juga

Sedangkan, yang terpantau pada Selasa, sebarannya adalah di Kota Samarinda (1), Kabupaten Kutai Timur (29), Kutai Kartanegara (3), dan Kabupaten Berau (1) titik.

"Sebanyak 34 titik panas baik sepanjang Senin maupun Selasa kemarin, terdeteksi mulai pukul 01.00 - 24.00 WITA," ujar Diyan lagi.

Perincian per kecamatan 34 titik panas yang terdeteksi pada Selasa kemarin adalah satu titik di Samarinda berada di Kecamatan Samarinda Utara, satu titik di Berau berada di Kecamatan Talisayan, keduanya memiliki tingkat kepercayaan menengah.

Kemudian, 29 titik di Kutai Timur, tersebar pada enam kecamatan, yakni 16 titik di Kecamatan Bengalon, satu titik di Kaliorang, lima di Kaubun, lima di Kongbeng, satu di Muara Wahau, dan satu titik di Kecamatan Sangkulirang yang semuanya memiliki tingkat kepercayaan menengah.

Untuk tiga titik di Kabupaten Kutai Kartanegara tersebar di dua kecamatan, yakni Loa Janan satu titik dan Kecamatan Tabang dua titik yang keduanya memiliki tingkat kepercayaan menengah.

"Informasi sebaran titik panas ini sudah kami sampaikan ke pihak terkait, terutama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) tingkat provinsi maupun kabupaten/kota masing-masing, agar dapat dilakukan tindakan lebih lanjut," katanya.

Ia juga mengimbau seluruh elemen masyarakat untuk membantu mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla), karena masih banyak daun dan ranting kering di lahan yang mudah terbakar.

Pencegahan yang dapat dilakukan masyarakat antara lain tidak membuang puntung rokok sembarangan dan tidak melakukan pembakaran saat membersihkan atau membuka lahan, karena daun dan ranting kering rawan menyebarkan kebakaran lebih luas.

"Saat ini memang sudah masuk musim hujan, tetapi masih ada sejumlah kawasan yang tidak terjadi hujan dalam beberapa hari, sehingga menyebabkan daun dan ranting mengering sehingga mudah terbakar, maka semua harus tetap waspada," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement