Rabu 27 Dec 2023 19:45 WIB

CSIS: Debat Jadi Penentu Pilpres Satu atau Dua Putaran

Sebanyak 5,8 persen responden mengaku menentukan pilihan setelah debat selesai.

Rep: Febryan A/ Red: Agus raharjo
Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar (kiri), cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka (tengah), dan cawapres nomor urut 3 Mahfud MD (kanan) bergandengan tangan usai mengikuti debat cawarpres di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat (22/12/2023). Debat cawapres mengangkat tema ekonomi kerakyatan, ekonomi digital, keuangan, investasi pajak, perdagangan, pengelolaan APBN/APBD, infrastruktur, dan perkotaan.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar (kiri), cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka (tengah), dan cawapres nomor urut 3 Mahfud MD (kanan) bergandengan tangan usai mengikuti debat cawarpres di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat (22/12/2023). Debat cawapres mengangkat tema ekonomi kerakyatan, ekonomi digital, keuangan, investasi pajak, perdagangan, pengelolaan APBN/APBD, infrastruktur, dan perkotaan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menyatakan, sisa tiga kali gelaran debat capres dan cawapres akan menjadi faktor penentu apakah Pilpres 2024 digelar satu putaran atau dua putaran. Pandangan itu disampaikan berkaca dari hasil survei terbaru yang dilakukan CSIS.

Survei yang dilakukan persis sehari setelah gelaran debat capres perdana pada 12 Desember 2023 itu menemukan bahwa elektabilitas pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming sudah berada di angka 43,7 persen. 

Baca Juga

Lalu disusul oleh pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan elektabilitas 26,1 persen dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD dengan tingkat keterpilihan 19,4 persen. Sisanya 11,1 persen adalah gabungan dari responden yang merahasiakan pilihan, belum menentukan pilihan, dan tidak tahu/tidak jawab ketika disurvei.

Ketua Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS, Arya Fernandes mengatakan, berkaca dari raihan elektabilitas tersebut, kemungkinan pilpres digelar satu ataupun dua putaran masih sangat terbuka. "Peluangnya relatif imbang," ujar Arya saat memaparkan hasil survei lembaganya di Jakarta, Rabu (27/12/2023).

Sebagai gambaran, pilpres digelar satu putaran apabila ada pasangan capres-cawapres yang memperoleh 50 persen plus satu suara dari total suara sah nasional. Apabila tidak ada, maka harus dilaksanakan pilpres putaran kedua alias pemilih mencoblos ulang. Pilpres putaran kedua diikuti oleh dua pasangan yang memperoleh suara terbanyak pada putaran pertama.

Menurut Arya, gelaran debat akan menjadi faktor penentu pilpres satu atau dua putaran. Sebab, hasil survei CSIS menemukan ada 24,8 persen pemilih yang masih mungkin mengubah pilihan dan belum menentukan pilihan. Dari 24,8 persen itu, sebanyak 5,8 persen di antaranya mengaku akan menentukan pilihan setelah pelaksanaan debat selesai.

Arya mengatakan, jika angka 5,8 persen itu disesuaikan dengan margin of error survei, maka kemungkinan ada 5-10 persen pemilih yang akan menentukan pilihan setelah debat. "Faktor debat itu meskipun kecil, dia akan jadi faktor penting nanti menentukan salah satunya apakah pemilu kita akan bisa berlangsung satu atau dua putaran," ujarnya.

Arya menambahkan, apabila benar Pilpres 2024 berlangsung dalam dua putaran, maka sudah bisa dipastikan pasangan Prabowo-Gibran akan masuk ke putaran kedua karena elektabilitasnya sudah di angka 43 persen. Adapun penantangnya pada putaran kedua belum bisa dipastikan mengingat elektabilitas Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud masih bisa saling pacu jelang hari pencoblosan.

"Siapa yang akan menemani (Prabowo-Gibran) kalau terjadi dua putaran, 01 (Anies-Imin) atau 03 (Ganjar-Mahfud). Saat ini peluangnya masih terbuka bagi kedua duanya," kata Arya.

Survei CSIS ini digelar pada 13-18 Desember 2023. Survei dilakukan terhadap 1.300 responden dari 34 provinsi, yang dipilih menggunakan metode multistage random sampling. Survei dilakukan dengan cara wawancara tatap muka. Toleransi kesalahan atau margin of error survei ini kurang lebih 2,7 persen dan tingkat kepercayaannya 95 persen.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement