REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Dewan Adat Sentani (DAS) Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, menyebutkan jenazah mantan Gubernur Papua dua periode Lukas Enembe (LE) tiba di Bandar Udara Sentani pada Kamis (28/12/2023) pukul 09.20 WIT. Ketua DAS Jayapura Orgenes Kaway mengatakan bahwa kedatangan jenazah Lukas Enembe dinantikan seluruh masyarakat Papua.
"Mendiang Lukas Enembe merupakan putra terbaik Papua yang banyak memberikan perubahan pada pembangunan di tanah ini," katanya.
Menurut Orgenes, banyak karya besar yang diberikan semasa mendiang Lukas Enembe mengabdi sebagai Gubernur Papua selama dua periode. "Kami masyarakat Adat Suku Sentani merasa sangat kehilangan figur pemimpin terbaik Papua Lukas Enembe," ujarnya.
Dia menjelaskan banyak perubahan nyata yang dihasilkan, baik infrastruktur maupun pembangunan sumber daya manusia (SDM) Papua yang unggul dan berdaya saing tinggi. "Salah satu dari sekian banyak bukti karya pembangunan mendiang Lukas Enembe adalah Stadion Lukas Enembe di Kampung Harapan, Kabupaten Jayapura," katanya.
Sementara itu dari Sentani dilaporkan Sinode Gereja Injili Indonesia (GIDI) menyatakan pemakaman Lukas Enembe akan dilakukan hari ini juga di Koya Tengah, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua. Informasi tersebut disampaikan Sinode GIDI yang ditandatangani Presiden GIDI Pdt Dorman Wandikbo pada Rabu (27/12/2023) perihal pemberitahuan jadwal penjemputan, persemayaman dan pemakaman almarhum Lukas Enembe.
Presiden GIDI Pdt Dorman Wandikbo dalam rilisnya mengatakan setelah Badan Pekerja Pusat (BPP) GIDI berkoordinasi dengan istri almarhum Lukas Enembe, Yulce Wenda dan keluarga serta Pemprov Papua, pemakaman dilakukan di Koya Tengah, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua. “Waktu pemakaman yang pasti akan disesuaikan dengan agenda yang telah disusun, tetapi pemakaman sore hari ini,” katanya.
Menurut Pdt Dorman, direncanakan jenazah almarhum Lukas Enembe tiba di Bandara Sentani pada pukul 09.15 WIT, dilanjutkan ke STAKIN Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua untuk mendapatkan penghormatan terakhir dari pimpinan GIDI dan Pemprov Papua. “Setelah dari STAKIN, jenazah bersama iring-iringan menuju ke rumah almarhum di Koya Tengah,” ujarnya.
Dia menjelaskan dalam tahapan mulai di Bandara Sentani, aparat keamanan sudah membatasi, yaitu hanya pimpinan gereja dan GIDI serta mahasiswa. “Ini dilakukan untuk mencegah kerumunan orang yang dapat mengakibatkan kemacetan, sehingga masyarakat yang ingin bergabung bisa langsung ke STAKIN Sentani atau Koya Tengah,” katanya.
Dia menambahkan kepada seluruh warga Papua untuk dapat menjaga kondisi keamanan, ketertiban masyarakat (Kamtibmas) selama proses pengantaran dari Sentani hingga ke Kota Jayapura.
View this post on Instagram