REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi agar segera menyelesaikan proyek pembangunan Base Transceiver Station (BTS) 4G Bakti Kemenkominfo pada tahun depan.
"Saya catat Pak Menteri Kominfo tadi janjinya tahun depan semester satu. Jangan siap-siap lho saya catat bener lho," kata Jokowi dalam sambutannya saat meresmikan pengoperasian Sinyal BTS 4G Bakti serta Integrasi Satelit Republik Indonesia 1 (Satria-1) di Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, Kamis (28/12/2023).
Jokowi menyebut, masih ada 630 titik lokasi di Papua yang belum dibangun BTS. Hal itu disebabkan karena medan yang sangat sulit serta masalah keamanan di Papua.
"Masih ada yang tertinggal 630 yang berada di Tanah Papua. Memang di sana medannya juga sangat sulit, keamanannya juga perlu didampingi," ujarnya.
Karena itu, Jokowi mengaku, telah menginstruksikan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk melakukan pendampingan agar pembangunan dapat segera dimulai di Papua.
"Tadi pagi saya sudah perintahkan ke Panglima TNI dan Kapolri agar pembangunan bisa segera dimulai dan didampingi dari sisi keamanannya sehingga semuanya masalah-masalah yang ada bisa kita selesaikan dengan baik," ucap Jokowi.
Sementara itu, Kemenkominfo melalui Badan Layanan Umum Badan Aksesibilitas Telekomunikasi Informasi (Bakti) membangun BTS 4G dalam dua tahap. Tahap pertama, sampai dengan Tahun 2020 total pembangunan BTS di 1.682 lokasi dan seluruhnya telah migrasi ke layanan jaringan 4G pada tahun yang sama.
"Selanjutnya mulai Tahun 2021, pembangunan Tahap Kedua di 5.618 lokasi yang dibagi menjadi dua fase, yaitu Fase 1 Tahun 2021 di 4.112 lokasi dan Fase 2 Tahun 2022 di 1.506 lokasi. Pembangunan difokuskan pada wilayah 3T, dengan 76 persen cakupannya berada di timur Indonesia, yakni Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua," kata Menkominfo Budi Arie Setiadi.
Per 26 Desember 2023, sudah seluruh BTS 4G telah on-air untuk 1.682 lokasi. Sedangkan untuk Tahap 2 BTS di sebanyak 4.990 lokasi telah on air dari keseluruhan target.
"Sejumlah 628 lokasi belum on-air, mayoritas diakibatkan karena status kahar keamanan di Papua dan kesulitan mobilisasi material ke lokasi," jelas Budi.
