REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengungkapkan wilayah Jawa Barat bagian selatan rawan bencana gempa bumi dan tsunami. Hal itu merespons kejadian gempa bumi magnitudo 5,3 yang terjadi di Pangandaran, Kamis (28/12/2023) subuh.
Kepala PVMBG Hendra Gunawan mengatakan, wilayah Jawa Barat bagian selatan tergolong rawan gempa bumi dan tsunami. Oleh karena itu, dia mendorong, agar upaya mitigasi melalui mitigasi struktural dan non struktural ditingkatkan pemerintah setempat.
"Kejadian gempa bumi ini diperkirakan tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan (collateral hazard) berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi," ucap dia melalui keterangan resmi yang diterima, Kamis (28/12/2023).
Namun begitu, dia menuturkan, bangunan di wilayah Jawa Barat selatan harus dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi untuk menghindari risiko kerusakan. Selain itu harus dilengkapi dengan jalur dan tempat evakuasi.
Sedangkan bagi rumah penduduk yang mengalami kerusakan agar mengungsi ke tempat aman. Hendra mengatakan bangunan penduduk yang rusak akibat gempa bumi berada di kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi menengah dan tinggi.
"Kejadian gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami meskipun lokasi pusat gempa bumi terletak di laut, karena tidak mengakibatkan terjadinya deformasi di dasar laut yang dapat memicu terjadinya tsunami," kata dia.
Namun begitu, dia mengatakan, pantai Selatan Jawa Barat tergolong rawan tsunami dengan potensi tinggi tsunami lebih dari 3 meter. Ia melanjutkan, lokasi pusat gempa bumi berada pada wilayah dataran pantai yang dibatasi pada bagian utara dengan perbukitan bergelombang hingga perbukitan terjal. Pantai tersebut tersusun oleh tanah lunak hingga tanah sedang dan pada bagian utara tersusun oleh tanah keras.
"Wilayah ini secara umum tersusun oleh batuan berumur tersier berupa batuan sedimen, batugamping dan rombakan gunung api) dan endapan kuarter berupa aluvial pantai, aluvial sungai dan batuan rombakan gunung api muda (breksi gunung api, lava, tuff)," kata dia.
Dia mengatakan, gempa bumi diakibatkan oleh aktivitas sesar aktif pada zona prismatik akresi dengan mekanisme sesar naik berarah relatif barat-timur.