Kamis 28 Dec 2023 18:22 WIB

Kerusuhan Iring-iringan Jenazah Lukas Enembe Meluas, Puluhan Ruko di Waena Dibakar

Pembakaran disebut juga menyasar sekitar perumahan Korem Waena.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Agus raharjo
Kuasa hukum dari mantan Gubernur Papua Lukas Enembe, Petrus Bala Pattyona (kanan) berjalan di samping peti jenazah saat disemayamkan di Rumah Duka Sentosa, RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (26/12/2023). Terpidana kasus korupsi pembangunan infrastruktur di Provinsi Papua tersebut meninggal dunia usai divonis gagal ginjal saat menjalani perawatan di RSPAD Gatot Subroto pada pukul 10.45 WIB Selasa (26/12).
Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Kuasa hukum dari mantan Gubernur Papua Lukas Enembe, Petrus Bala Pattyona (kanan) berjalan di samping peti jenazah saat disemayamkan di Rumah Duka Sentosa, RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (26/12/2023). Terpidana kasus korupsi pembangunan infrastruktur di Provinsi Papua tersebut meninggal dunia usai divonis gagal ginjal saat menjalani perawatan di RSPAD Gatot Subroto pada pukul 10.45 WIB Selasa (26/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA — Kerusuhan saat arak-arakan prosesi pemakaman mantan Gubernur Papua Lukas Enembe semakin meluas. Laporan dari warga di jalur lintasan Sentani-Jayapura kepada Republika.co.id, Kamis (28/12/2023) petang menyampaikan, masyarakat peserta longmarch pengantaran jenazah almarhum Lukas Enembe, melakukan aksi-aksi pembakaran rumah-rumah dan toko-toko milik warga di Abe dan Waena. 

Dari dokumentasi warga yang diterima Republika.co.id, pembakaran bangunan-bangunan juga menyasar di sekitar perumahan, serta toko-toko Korem Waena-172. Pembakaran juga dikabarkan terjadi di kantor kedinasan kesehatan, dan di sekitar perumahan Korem Waena.

Baca Juga

“Situasinya sekarang ini di Waena terjadi pembakaran-pembakaran ruko-ruko oleh warga yang mengantarkan jenazah (Lukas Enembe),” kata seorang warga, saat dihubungi dari Jakarta, Kamis (28/12/2023).

Sumber tersebut mengatakan, selepas dari Sentani, warga Papua yang membawa peti jenazah Lukas Enembe melakukan longmarch, atau aksi jalan serempak menuju ke Kota Jayapura. Dalam perjalanan tersebut, para peserta aksi massa melewati sejumlah wilayah seperti Expo Waena, Abe, Kota Jayapura, sampai ke Koya yang menjadi tempat rencana pemakaman Lukas Enembe. Dalam perjalanan tersebut, sebagian kelompok massa tersebut melakukan aksi-aksi nekat dengan pelemparan batu, dan pembakaran.

Dilaporkan, ada lebih dari 20-an kios, ruko-ruko yang masih dalam kondisi terbakar di sepanjang jalan Waena. Seorang warga lain yang berada di Kota Jayapura yang Republika.co.id hubungi juga melaporkan, situasi jalanan arah masuk kota tersebut lumpuh sejak siang.

Sebab, masyarakat asli Papua yang tumpah ruah ke jalanan, menunggu arak-arakan jenazah Lukas Enembe. Para warga tersebut, kata sumber itu, akan mengikuti aksi jalan untuk mengantarkan Lukas Enembe ke peristirahatan terakhir. “Iring-iringan jenazah saat ini masih berada di Waena mereka jalan kaki menuju Jayapura,” kata sumber tersebut.

Namun saat dikonfirmasi tentang kerusuhan yang semakin meluas, dan aksi-aksi pembakaran tersebut, pihak kepolisian belum mendapatkan informasi lengkap. “Kami belum mendapatkan kabar itu,” kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Prabowo saat dihubungi dari Jakarta, Kamis (28/12/2023).

Kata dia, akan ada penyampaian resmi dari pihak keamanan perihal kondisi dan situasi terakhir prosesi pemakaman Lukas Enembe tersebut. Lukas Enembe adalah Gubernur Papua aktif yang dilucuti jabatannya lantaran statusnya sebagai tersangka korupsi. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjebloskannya ke penjara di Rutan KPK sejak September 2023.

Politikus lokal itu, meningga dunia Selasa (26/12/2023) di RSPAD Gatot Subroto Jakarta Pusat. Saat meninggal, Lukas Enembe dalam status pembantaran selama sakit. Tetapi status hukumnya adalah terdakwa yang sedang menjalani masa pemidanaan selama 10 tahun akibat kasus korupsi yang menjeratnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement