Kamis 28 Dec 2023 20:01 WIB

Bank Mandiri Raih Posisi Teratas dalam Kredit Sindikasi

Total volume kredit sindikasi Bank Mandiri telah mencapai Rp 67 triliun.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Lida Puspaningtyas
Genjot Target Netral Karbon PT TBS Energi Utama Tbk, Bank Mandiri dan Bank DBS teken kerjasama sindikasi (Ki-Ka) Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Susana Indah Kris Indriati bersama Presiden Direktur PT TBS Energi Utama Tbk Dicky Yordan dan Direktur Institutional Banking Bank DBS Indonesia Kunardy Lie meneken perjanjian kredit senilai 33 juta dolar AS.
Foto: Republika/Novita Intan
Genjot Target Netral Karbon PT TBS Energi Utama Tbk, Bank Mandiri dan Bank DBS teken kerjasama sindikasi (Ki-Ka) Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Susana Indah Kris Indriati bersama Presiden Direktur PT TBS Energi Utama Tbk Dicky Yordan dan Direktur Institutional Banking Bank DBS Indonesia Kunardy Lie meneken perjanjian kredit senilai 33 juta dolar AS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Mandiri konsisten mempertegas posisi sebagai lembaga keuangan yang unggul dalam mendorong sektor usaha lewat dukungan pembiayaan dengan skema sindikasi. Mengacu pada data Bloomberg Table League Reports pada periode 1 Januari - 21 Desember 2023, Bank Mandiri mempertahankan posisi sebagai peringkat pertama Mandated Lead Arrangers (MLA) dengan pangsa pasar menembus 15,36 persen.

Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Susana Indah Kris Indriati memaparkan, dukungan ini merupakan bentuk komitmen perseroan untuk mempercepat pertumbuhan usaha dan bisnis pelaku usaha yang berdampak positif terhadap perekonomian domestik. Masih merujuk data yang sama, total volume kredit sindikasi Bank Mandiri telah mencapai Rp 67 triliun, dan sebanyak 38 transaksi.

Baca Juga

Indah menjelaskan, kendati volume kredit sindikasi di Indonesia tahun 2023 mengalami penurunan, pangsa pasar Bank Mandiri di kredit sindikasi Indonesia tetap tumbuh 7,3 persen secara year on year (yoy) di awal Desember 2023. Hal ini mencerminkan dedikasi Bank Mandiri dalam memberikan dukungan finansial yang andal dan terdepan di Indonesia untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Indah menambahkan, transaksi kredit sindikasi yang dikelola Bank Mandiri ini tidak sedikit yang melibatkan lembaga keuangan internasional bukan hanya dari lembaga keuangan domestik.

"Hal ini disebabkan karena demand atas Indonesian Syndicated Loan di luar negeri yang cukup tinggi, sehingga Bank Mandiri juga menggandeng partner-partner bank di luar negeri untuk ikut berpartisipasi pada kredit sindikasi yang dikelola oleh Bank Mandiri," jelas Indah, Kamis (28/12/2023).

Bila diperinci, sebagian besar kredit sindikasi Bank Mandiri di tahun ini disalurkan ke sektor-sektor unggulan seperti infrastruktur, natural resources, consumer goods dan metal processing. “Tidak hanya di sektor rill, tahun 2023 kami juga melihat adanya tren pertumbuhan untuk pembiayaan pada sektor energi baru terbarukan (EBT),” ujarnya.

Bank Mandiri memprediksi, memasuki tahun 2024 tren pembiayaan sindikasi berbasis keberlanjutan seperti green loan, sustainability linked loan ataupun pembiayaan pada proyek-proyek EBT punya peluang untuk tumbuh. Tren tersebut merupakan respon terhadap perkembangan global dan Indonesia menuju net zero emission, dengan semakin meningkatnya kepedulian semua pihak terhadap Environmental, Social, dan Governance (ESG).

“Kami memperkirakan, baik itu jumlah dan volume, pembiayaan secara sindikasi yang berbasis keberlanjutan dan mengedepankan prinsip-prinsip ramah lingkungan di Indonesia akan terus tumbuh di masa yang akan datang.” terangnya.

Dia menegaskan, Bank Mandiri akan terus berupaya untuk menjaga konsistensi dalam memberikan dukungan pembiayaan yang inovatif dan solutif bagi pelaku usaha untuk memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“Di tengah tantangan dan peluang, kami percaya dengan sinergi dan kolaborasi yang kuat antara lembaga keuangan, pemerintah dan sektor swasta, Indonesia dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang optimal dan berkelanjutan,” ujar Indah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement