REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang Muslim yang beriman tidak perlu khawatir dengan perkara-perkara dunia, seperti rezeki. Mereka sepenuhnya telah menyerahkan urusan dunia mereka kepada Allah SWT yang telah menciptakan dunia itu sendiri.
Sebagaimana disebutkan Imam Ghazali dałam kitabnya Minhajul Abidin, "Sebenarnya rezeki itu menjadi cukup dengan tawakal. Engkau dianjurkan bertawakal kepada Allah pada sumber-sumber rezeki dan semua kebutuhan dunia.”
BACA JUGA: Sedang dalam Kesulitan? Ini Tata Cara Sholat Hajat, Mulai dari Niat Sampai Doanya
Menurut Imam Ghazali, tawakal berarti kesungguhan hati dalam bergantung secara penuh kepada Allah SWT untuk mendapatkan kebaikan dan menjauhkan diri dari kemudharatan duniawi dan ukhrawi.
Hal senada dikatakan Syaikh Ibnu Utsaimin, tawakal adalah menyandarkan permasalahan kepada Allah dalam mengupayakan yang dicari dan menolak apa-apa yang tidak disenangi disertai percaya penuh kepada Allah dan menempuh sebab (upaya dan aktivitas yang dilakukan untuk meraih tujuan, seperti berobat agar sembuh, bekerja agar dapat rezeki dan sejenisnya yang diizinkan syariat).
Dengan kata lain, tawakal harus memenuhi dua syarat. Pertama, menyandarkan segala urusan kepada Allah dengan sebenar-benarnya. Kedua, berusaha sebaik-baiknya dengan tidak melanggar syariat.
Jika sudah demikian, maka pintu rezeki...