Jumat 29 Dec 2023 14:58 WIB

Guncangan Finansial yang Tiba-Tiba di Usia Paruh Baya Dapat Tingkatkan Risiko Demensia

Stres karena kehilangan banyak uang tampaknya mempercepat penurunan kognitif.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Friska Yolandha
Guncangan finansial yang tiba-tiba di usia paruh baya, seperti kehilangan pekerjaan atau sebagian besar tabungan, dapat meningkatkan risiko menderita demensia.
Foto: Pxfuel
Guncangan finansial yang tiba-tiba di usia paruh baya, seperti kehilangan pekerjaan atau sebagian besar tabungan, dapat meningkatkan risiko menderita demensia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guncangan finansial yang tiba-tiba di usia paruh baya, seperti kehilangan pekerjaan atau sebagian besar tabungan, dapat meningkatkan risiko menderita demensia. Stres karena kehilangan banyak uang tampaknya mempercepat penurunan kognitif, setidaknya pada orang berusia 50 hingga 65 tahun.

Dilansir Daily Mail, Jumat (29/12/2023), sebuah penelitian terhadap 8.000 orang mengamati mereka yang kehilangan setidaknya 75 persen dari total kekayaan mereka selama dua tahun. Dibandingkan dengan orang-orang yang situasi keuangannya stabil, mereka yang mengalami guncangan keuangan memiliki kemungkinan 27 persen lebih besar terkena demensia.

Baca Juga

Penelitian ini mengikuti orang-orang yang berusia di atas 50 tahun di Amerika Serikat (AS) selama rata-rata 14 tahun untuk mengetahui apakah mereka menderita demensia.

Hubungan antara guncangan finansial yang tiba-tiba dan penurunan kognitif serta demensia hanya terlihat pada orang yang berusia hingga 65 tahun dan tidak pada mereka yang lebih tua. 

Para penulis penelitian, yang dipimpin oleh Zhejiang University School of Medicine di Cina, menunjukkan bahwa orang yang berusia di atas 65 tahun dapat mengatasi peristiwa-peristiwa  kehidupan yang penuh tekanan dengan lebih baik. 

Dr Jing Guo, penulis senior studi dari Zhejiang University School of Medicine di Cina mengatakan tekanan akibat guncangan finansial yang tiba-tiba dapat berdampak pada kesehatan, namun menambahkan: “Guncangan kekayaan negatif didefinisikan sebagai hilangnya kekayaan secara tiba-tiba, yang disebabkan oleh cepatnya habis aset dan akumulasi utang-utang baru, menyiratkan penurunan konsumsi barang dan jasa yang meningkatkan kesehatan.” 

Dr Jing Guo menuturkan setelah mengalami guncangan kekayaan negatif, orang mungkin harus menghentikan kebiasaan makan makanan sehat karena terbatasnya kekayaan, mengurangi tingkat latihan fisik karena emosi yang tertekan, serta lebih sedikit aktivitas sosial karena terbatasnya waktu rekreasi. 

“Semua elemen yang disebutkan di atas bersifat preventif untuk demensia,” ujarnya. 

Malapetaka finansial yang tiba-tiba....

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement