REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ibu kota India dan Bangladesh diselimuti kabut asap tebal beracun, seiring menurunnya kualitas udara di New Delhi dan Dhaka. Dhaka sempat muncul sebagai kota paling tercemar di dunia pada Rabu dengan tingkat polusi sebesar 325 atau berbahaya, menurut pemantau iklim Swiss IQAir.
Namun pada tengah hari, kondisi sedikit membaik, dengan indeks turun ke 177, masih dalam kisaran tidak sehat. Kualitas udara di Dhaka, salah satu kota terpadat di dunia dengan lebih dari 20 juta penduduk, telah memburuk dalam beberapa tahun terakhir karena penggunaan bahan bakar fosil secara berlebihan, sehingga menimbulkan masalah kesehatan bagi masyarakat.
“Kami sering menderita asma, demam, dan alergi saat mengoperasikan becak di jalanan. Sering kali sangat menyakitkan,” kata Rafiq Mondal yang mencari nafkah sebagai sopir becak seperti dilansir Al Jazeera, Jumat (29/12/2023).
Guna mengurangi kabut dan polusi, pihak berwenang Dhaka melakukan upaya-upaya termasuk penyemprotan jalan dengan air untuk menghilangkan debu. Namun demikian, warga mendesak pemerintah untuk melakukan langkah-langkah yang lebih signifikan.
“Polusi udara berdampak buruk. Dengan adanya mega proyek seperti jalur kereta metro, terdapat banyak material konstruksi di mana-mana. Perlu ada tindakan yang lebih serius,” kata seorang warga, Wasim Akhter.
Bank Dunia telah mendesak Bangladesh untuk berkoordinasi lebih erat dengan negara-negara tetangganya di Asia Selatan untuk membersihkan udara. Polusi udara, yang seringkali berupa campuran partikel padat, droplet, dan gas, menyumbang seperlima kematian di negara ini setiap tahunnya.
Sementara itu di New Delhi, indeks AQI pada Rabu menunjukkan angka 378 atau sangat buruk, merujuk pada data Central Pollution Board. Kabut tebal di ibu kota India dan di seluruh India utara menyebabkan penundaan lebih dari 100 penerbangan dan gangguan layanan kereta api karena jarak pandang berkurang hingga hampir 50 meter di beberapa daerah.
Kabut tebal mengandung partikel dan polutan lainnya, menurut departemen cuaca, yang memperingatkan dampaknya terhadap kesehatan puluhan juta penduduk kota. Daerah lain di India utara, termasuk negara bagian Punjab, Uttar Pradesh dan Haryana melaporkan kondisi cuaca serupa.