REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kematian salah satu aktor papan atas Korea Selatan, Lee Sun-kyun, sangat mengejutkan publik. Di tengah duka yang masih dirasakan keluarga, sahabat, dan para penggemar, muncul dugaan bahwa Lee Sun-kyun merupakan korban dari "kekejaman" polisi dan media Korea.
Media Korea Selatan, Dispatch, menyampaikan klaim kontroversial bahwa mendiang aktor Lee Sun-kyun menjadi “domba kurban” polisi dan media setempat, mirip dengan yang dialami oleh musisi G-Dragon pada beberapa waktu lalu. Meskipun Lee Sun-kyun meninggal dunia secara mendadak dalam kendaraannya pada 27 Desember 2023, polisi Incheon tetap mempertahankan pendiriannya bahwa tidak ada masalah dalam proses penyelidikan.
Dilansir All K-pop pada Jumat (29/12/2023), Dispatch menilai penyelidikan ini telah bermasalah sejak awal. Menurut laporan Dispatch, pada Oktober tahun ini, Divisi Investigasi Kejahatan Narkoba dari Kepolisian Metropolitan Incheon menemukan nama Lee Sun-kyun saat menyelidiki kasus narkoba ilegal di tempat hiburan dewasa di Gangnam.
Lee Sun-kyun diduga menggunakan obat-obatan terlarang, termasuk ganja, di rumah seorang manajer tempat hiburan. Laporan media pertama tentang kasus ini muncul pada 19 Oktober 2023, hanya sehari setelah polisi menyelesaikan laporan penyelidikan.
Dispatch mengeklaim bahwa aktor Parasite itu menjadi “domba kurban” bagi manajer tempat hiburan yang memerlukan seseorang untuk mendapatkan keringanan hukuman, dan polisi Incheon yang perlu menunjukkan kinerja kepada para atasan mereka.
Madam Kim (29 tahun), manajer tempat hiburan, yang diklaim Dispatch memiliki enam hukuman sebelumnya terkait penggunaan obat-obatan terlarang, diduga memeras Lee Sun-kyun sebesar 300 juta won (sekitar Rp 3,5 miliar) dan memberikan nama aktor itu kepada polisi sebagai "kontribusinya" terhadap penyelidikan.
Pada 24 November 2023, tes folikel rambut kedua Lee Sun-kyun menunjukkan hasil negatif. Warganet mengkritik polisi karena memaksakan tes narkoba tanpa bukti yang dapat dipercaya. Pada malamnya, KBS News memperoleh rekaman eksklusif panggilan telepon antara Lee Sun-kyun dan Kim, demi mengalihkan perhatian dari hasil tes narkoba yang negatif.
Pada 26 Desember 2023, JTBC mengeluarkan pernyataan dari polisi bahwa Lee Sun-kyun mengklaim memberikan suatu zat hanya dengan mengendusnya menggunakan sedotan, dan dia percaya itu adalah obat tidur. Dispatch menyoroti bahwa informasi ini disampaikan kepada media pada waktu yang tepat ketika Lee Sun-kyun meminta untuk melakukan tes pendeteksi kebohongan.
Dispatch menyatakan polisi Incheon memiliki kekhawatiran untuk melaporkan bukti “kinerja” kepada Kementerian Administrasi dan Kemanan Publik, yang mendukung kampanye nasional "Perang Melawan Narkoba”. Polisi Incheon sangat ingin “berkolusi” dengan pers untuk mengalihkan perhatian nasional ke kasus narkoba ilegal yang sedang berkembang dan terkenal. Ketika hasil tes narkoba Lee Sun-kyun berulang kali memberikan hasil negatif, polisi Incheon diduga terpaksa membocorkan rincian tentang kehidupan pribadi Lee Sun-kyun ke media untuk menyelamatkan muka.
Dispatch mengakhiri laporannya dengan pertanyaan kontroversial, "Bisakah polisi tetap tidak bersalah atas kematian Lee Sun-kyun?".
Pada Rabu (27/12/2023), Polisi Incheon menanggapi kritik dan tuduhan di tengah kematian Lee Sun-kyun. Polisi Incheon membantah adanya taktik investigasi yang melanggar hukum terkait kasus penyalahgunaan yang membelit Lee Sun-kyun.
"Kami tidak mungkin menggunakan taktik yang melanggar hukum. Mengenai penyelidikan yang terlambat, Lee Sun-kyun telah menyetujuinya, dan dua pengacara menemaninya. Investigasi juga dicatat," kata pihak kepolisian.