REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar mata uang rupiah di akhir perdagangan Jumat (29/12/2023), meningkat 19 poin ke Rp 15.399 per dolar AS di tengah melemahnya pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang ditunjukkan oleh angka klaim pengangguran AS yang semakin meningkat.
Data ekonomi AS pada hari Kamis melaporkan bahwa klaim pengangguran awal naik 12 ribu dalam pekan yang berakhir pada 23 Desember 2023 menjadi 218 ribu, di atas konsensus pasar 210 ribu. "Hal ini menunjukkan pasar tenaga kerja terus melemah pada kuartal keempat tahun ini," kata analis ICDX Taufan Dimas Hareva di Jakarta, Jumat.
Taufan mengatakan rupiah tetap berpotensi menguat ke depannya. Hal tersebut didukung oleh para pelaku pasar yang berspekulasi mengenai sikap dovish dari bank sentral AS atau Federal Reserve (Fed) mengenai kebijakan suku bunga pada awal 2024.
Ekspektasi tersebut berasal dari poros kebijakan The Fed pada bulan Desember 2023, di mana dot plot ekspektasi suku bunga menunjukkan kemungkinan penurunan suku bunga sebanyak tiga kali, dengan total penurunan suku bunga sebesar 75 basis poin pada akhi 2024.
Pada penutupan perdagangan Jumat, rupiah menguat 19 poin atau 0,12 persen menjadi Rp 15.399 per dolar AS dari penutupan sebelumnya sebesar Rp 15.418 per dolar AS. Sementara Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat melemah ke posisi Rp 15.439 per dolar AS dari posisi sebelumnya Rp 15.416 per dolar AS.