Jumat 29 Dec 2023 19:55 WIB

Jenazah Pekerja Migran Asal Cianjur Dipulangkan dari Kamboja

Banyak kasus yang menimpa pekerja migran asal Cianjur yang berangkat secara ilegal.

Keluarga dan kerabat bersiap membawa pulang peti berisi jenazah Pekerja Migran Indonesia. (Ilustrasi)
Foto: JESSICA HELENA WUYSANG/ANTARA
Keluarga dan kerabat bersiap membawa pulang peti berisi jenazah Pekerja Migran Indonesia. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Jenazah Muhammad Abdul Fatah (20 tahun) pekerja migran Indonesia (PMI) asal Kecamatan Cijati, Kabupaten Cianjur,  dipulangkan setelah sempat tertahan selama dua bulan di Kamboja. Pemulangan jenazah pekerja migran yang dibantu oleh kementerian dan KBRI Kamboja itu, diperkirakan akan tiba tanah air melalui Bandara Soekarno-Hatta Tanggerang, Provinsi Banten Jumat petang.

"Kami sudah mengirim tim beserta ambulan untuk membawa jenazah ke Cianjur, selanjutnya akan diserahkan ke pihak keluarga guna dimakamkan di kampung halamannya di Kecamatan Cijati," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Cianjur Tohari Sastra, Jumat (29/12/2023).

Selama dua bulan terakhir, pihaknya bersama kuasa hukum dan pihak keluarga berupaya memulangkan jenazah pekerja migran yang diduga berangkat secara ilegal ke negara Kamboja. Melalui kementerian dan KBRI di Kamboja akhirnya harapan keluarga terkabul untuk pemulangan jenazah.

Pihaknya berharap, ke depan tidak ada lagi warga Cianjur yang berangkat bekerja ke luar negeri secara ilegal. Karena, selain merugikan dirinya dan keluarga, pihak pemerintah kesulitan untuk memberikan bantuan atau pendampingan hukum ketika terjadi hal tidak diinginkan.

"Kami minta warga Cianjur tidak terbujuk rayuan sponsor yang menjanjikan berbagai keuntungan dan gaji besar sedangkan berangkatnya secara ilegal. Bagi yang berminat bekerja ke luar negeri silahkan datang ke dinas untuk mendapat informasi yang jelas," katanya.

Selama ini, tambah dia, banyak kasus yang menimpa pekerja migran asal Cianjur yang berangkat secara ilegal ke sejumlah negara yang terlarang seperti Timur Tengah dan negara lainnya, bahkan tidak sedikit yang pulang dalam peti mati karena mengalami kekerasan sebagai korban perdagangan orang.

Kuasa hukum keluarga korban, Ali Hildan dari Kantor Astakira Pembaharuan Cianjur, mengatakan saat ini pihaknya bersama keluarga sedang menunggu kedatangan jenazah Muhamad Abdul Fatah yang akan dibawa langsung ke Cianjur guna dimakamkan.

"Setelah menunggu selama dua bulan, harapan keluarga untuk memakamkan Fatah di kampung halamannya terkabul, saat ini kami masih menunggu kedatangan jenazah di Bandara Soekarno-Hatta," katanya.

Seperti diberitakan Muhammad Abdul Fatah berangkat bekerja keluar negeri sekitar Mei 2023, melalui R tetangganya. Namun, korban awalnya dijanjikan bekerja kantoran di Negara Thailand dengan gaji 700 dolar Amerika per bulan ternyata diberangkatkan ke Negara Kamboja.

Selama dua bulan bekerja di Kamboja, korban sempat mengirim uang Rp20 juta pada keluarganya di Cianjur. Namun pada bulan Agustus dan September, korban sempat mengeluh sakit pada keluarga, hingga akhirnya dilaporkan meninggal dunia di Rumah Sakit Phnom Phen tanggal 13 November 2023.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement