REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana merger Unit Usaha Syariah (UUS) BTN atau BTN Syariah dengan Bank Muamalat Indonesia (BMI mendapat sambutan positif dari banyak pihak. Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menyebut penggabungan ini akan memberikan keuntungan bagi kedua bank syariah tersebut.
"BTN dengan pangsa pasar propertinya saya rasa masih bisa menjadi andalan apabila Mualamat merger dengan BTN Syariah," ujar Huda saat dihubungi Republika di Jakarta, Jumat (29/12/2023).
Huda menilai merger tersebut menjadi opsi terbaik, terutama bagi Bank Muamalat yang tidak memiliki kemampuan untuk bersaing dengan PT Bank Syariah Indonesia (BSI). Huda menyebut konsolidasi Bank Muamalat dan BTN Syariah akan memberikan warna baru dalam industri perbankan syariah Tanah Air.
"Saya rasa memang harus beralih fokus ke sektor yang lebih spesifik. Sektor properti bisa menjadi salah satu sektor yang menarik ke depannya," lanjut Huda.
Huda berharap merger BTN Syariah dengan Muamalat dapat mengoptimalkan potensi sektor properti. Huda menyebut fokus pada sektor properti juga menjadi diferensiasi dalam menarik pangsa pasar perbankan syariah dalam negeri.
"Jadi saya rasa sektor properti bisa menjadi salah satu sektor yang bisa dipertajam ke depan oleh perusahaan merger BTN Syariah-Muamalat," kata Huda.