REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Wakil Menteri Agama (Wamenag) Saiful Rahmat Dasuki menanggapi pernyataan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang berulang kali menyebut angka dua.
Hal itu disampaikan Menag saat menyampaikan sambutan dalam acara pengukuhan "Relawan Moderasi Beragama dan Deklarasi Pemilu Damai" di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Saiful membantah jika pernyataan tersebut dikaitkan dengan dukungan terhadap Pasangan Capres-Cawapres Nomor Urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. "Gak lah (bukan dukungan ke nomor urut 2). Saya tadi ada tiga, pesan saya. Pesan saya tadi ada tiga," ujar Saiful saat ditemui seusai menghadiri kegiatan Serap Aspirasi Lembaga Keagamaan di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta Timur, Jumat (29/12/2023).
Menurut dia, semua pejabat Kemenag netral. Kendati demikian, pejabat Kemenag dan juga ASN memiliki hak pilih pada Pilpres 2024.
"Iyalah mendukung semua. Yang penting kan kita netral. Tapi kita punya hal pilih, hak pilih dipergunakan sebaik-baiknya," ucap Saiful.
Diketahui, sebelumnya Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas berkali-kali mengucapkan angka dua ketika menyampaikan sambutan dalam acara pengukuhan Relawan Moderasi Beragama dan Deklarasi Pemilu Damai di Lapangan Sangkareang, Kota Mataram, Selasa (26/12/2023).
Para peserta pun memberikan tepuk tangan setiap Menag memyebutkan angka dua dalam acara tersebut. Namun, Menag meminta agar para peserta tidak bersorak dulu.
“Kok tepuk tangan? Saya belum berbicara, saya baru akan menyampaikan dua hal,” ujar Menag sambil tersenyum.
Baca juga: Alquran Abadikan Tingkah Laku Yahudi yang Bodoh tapi Berlagak Pintar
Dua hal yang diungkapkan oleh Menag adalah tentang tantangan dalam tugas relawan moderasi beragama yang tidaklah mudah dan perlunya Indonesia memiliki pemimpin yang kuat.
Dia pun berpesan kepada relawan moderasi agama tersebut untuk selalu memegang posisi di tengah.
“Moderasi itu bukan perkara mudah. Harus berada di posisi tengah, konstan di tengah. Tidak boleh condong ke kiri atau ke kanan. Berada di tengah-tengah itulah moderasi. Mengerti?” kata Menag.