REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) memastikan turut mendukung pengembangan pasar modal dengan melaksanakan berbagai inisiatif dan pencapaian. Direktur Utama KPEI Iding Pardi menuturkan KPEI telah menyisihkan laba bersih untuk dialokasikan ke cadangan jaminan sebesar lima persen dari laba bersih perusahaan 2022.
"Cadangan jaminan berdasarkan persetujuan RUPS Tahunan pada 29 Mei 2023 yaitu sebesar lima persen dari laba bersih Bersih KPEI 2022 atau senilai Rp 12,7 miliar sehingga total nilai cadangan jaminan yang dikelola oleh KPEI pada akhir Desember 2023 mengalami kenaikan menjadi Rp 194,14 miliar," kata Iding, Jumat (29/12/2023).
Hingga 20 Desember 2022, Iding memastikan, total nilai dana jaminan tercatat senilai Rp 7,74 triliun. Angka tersebut mengalami kenaikan dibandingkan posisi akhir tahun lalu yang senilai Rp 7,01 triliun.
"Kami meningkatkan performa sistem risk management versi terbaru platform aplikasi informasi layanan dan data operasional (m-CLEARS) KPEI," kata Iding, Jumat (29/12/2023).
Selain itu, Iding menyebut, KPEI juga menyelenggarakan acara soft launching untuk Fasilitas Securities Lending and Borrowing skema Bilateral. Selain itu melakukan penyelesaian sistem Collateral Management untuk OTC Derivatif SBNT.
Pada tahun ini, Iding menegaskan, KPEI juga mendapatkan rekognisi atau pengakuan dari European Securities and Markets Authority (ESMA) sebagai Third-Country Central Counterparty (TC-CCP). Lalu dari sisi operasional kliring transaksi bursa sampai dengan 20 Desember 2023, RNTH transaksi bursa tercatat sebesar Rp 10,78 triliun dengan rata-rata harian nilai penyelesaian sebesar Rp 4,07 triliun, dan mencatatkan rata rata efisiensi nilai penyelesaian sebesar 55,17 persem.
"Rata-rata harian volume penyelesaian transaksi bursa di tahun 2023 tercatat sebesar 7,30 miliar lembar saham dengan rata rata harian efisiensi penyelesaian sebesar 61,48 persen," ucap Iding.
Sedangkan nilai transaksi PME sampai dengan 20 Desember 2022 sebesar Rp 73,02 miliar dengan volume sebesar 22,15 juta lembar saham. Dalam mengantisipasi kegagalan penyelesaian transaksi bursa dan mengelola risiko kredit, KPEI melakukan pengelolaan agunan Anggota Kliring (AK) serta nasabahnya, dengan total nilai agunan per Desember 2023 mencapai Rp 32,26 triliun yang terdiri dari agunan online sebesar Rp24,45 triliun dan agunan offline sebesar Rp7,82 triliun.